TOTABUAN.CO — Pemerintah pada 1 Januari lalu menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Rencananya awal Februari pemerintah akan menurunkan kembali. Penurunan itu tentu harus berdampak pada sektor lainnya, salah satunya transportasi massal.
Untuk diketahui, sejak kenaikan pada November lalu BBM jenis premium turun dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600. Sementara harga solar ditetapkan Rp 7.250 dengan subsidi Rp 1.000. Pemerintah berencana menurunkan harga hingga Rp 1.000 per liternya.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, transportasi massal dimungkinkan turun. Pihaknya mengaku tengah membahas dengan para ahli-ahli dan berdiskusi melalui Forum Discussion Group (FGD).
“Kita lihat nanti kemungkinannya seperti apa. Kalau transportasi kemungkinan bisa turun,” kata Aher di Gedung Sate Bandung, Kamis (15/1).
Menurut dia, saat BBM naik, semua sektor juga ikut naik. Namun ketika BBM turun belum tentu sektor yang sudah naik akan menurunkannya kembali. Contohnya UMK yang sudah dinaikan.
“Contohnya sulit seperti tuntutan buruh dan pengusaha. Kemarin kan buruh nuntut naik UMK karena harga BBM naik, sekarang sebaliknya pengusaha yang misalkan minta menurunkan karena harga BBM turun,” terangnya.
Dia mengaku, tidak akan terburu-buru untuk menentukan tarif kendaraan umum di Jabar. “Kita akan mengundang ahli, enggak mungkin kan tanpa hitung-hitungan. Kita ambil pakar biar memutuskannya. Khususnya untuk menurunkan tarif transportasi,” tandasnya.
sumber : merdeka.com