TOTABUAN.CO — Relawan Joko Widodo mendatangi Istana Kepresidenan sore hari ini. Mereka akan bertemu Jokowi untuk menyampaikan penolakan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri.
“Sore ini bertemu Presiden, dan akan menyampaikan bahwa relawan salam dua jari tetap dukung Pak Jokowi tapi tidak setuju BG (Komjen Pol Budi Gunawan) dilantik sebagai Kapolri,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (15/1).
Menurut Fadjroel, relawan mempertanyakan mengapa Jokowi tidak bertindak cepat seperti pada pemerintahan dulu. Waktu era SBY, menteri yang terjerat korupsi, diminta mengundurkan diri.
“Buat kami jelas banget, misalnya Pak Andi Mallarangeng saat jadi tersangka mundur, Misalnya Pak Suryadharma Alie mundur, Jero Wacik mundur. Ini aneh sudah jadi tersangka malah jadi Kapolri, apa kata dunia?” ujarnya.
Fadjroel tidak membayangkan presiden pilihannya Jokowi akan tetap melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri. Padahal, Fadjroel memilih Jokowi karena sosok pemimpin yang dipercaya akan menjadikan negara Indonesia bersih tanpa korupsi.
“Sangat tidak terbayangkan, saya pribadi pilih Jokowi dengan alasan agar indonesia bersih dari korupsi. Kami melihat selama masa SBY, hanya KPK berada di garis depan, Indonesia sekarang posisinya nomor 107 dari 147 negara korup. Untuk bersihkan itu, kami anggap pilih Jokowi yang mau bersihkan korupsi, harus bersama kejaksaan dan kepolisian. Kami anggap risula, bisa buat indonesia terlepas dari posisi sangat buruk,” ujarnya.
Fadjroel dan tim relawan yang lainnya tak peduli jika DPR meloloskan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Yang terpenting, sikap Presiden Jokowi mencabut pencalonan itu.
“Saya sudah enggak pikir DPR, terserah dia mewakili jin atau setan, terserah. Saya hanya peduli Pak Jokowi batalkan pelantikan Komjen BG,” ujarnya.
sumber : merdeka.com