TOTABUAN.CO POLITIK — Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Sulawesi Utara (Sulut) Sehan Landjar mengaku, sudah mengetahui rencana Ketua DPD II PAN Kota Kotamobagu Djainuddin Damopolii maju di Pilkada Kota Kotamobagu lewat jalur independen. Sehan menyatakan, sebelum Djainuddin mengambil keputusan untuk maju lewat jalur independen, sudah bertemu dan berkoordinasi dengan DPW PAN Sulut.
“Terinformasi seperti itu. Dia (Djainuddin Red) sudah sampaikan kurang lebih lima hari kemarin, tentang kesiapan dan rencana akan maju lewat jalur independen,” kata Sehan ketika dikonfirmasi Kamis (23/11).
Sehan menilai bahwa Djainuddin punya potensi untuk mendapat dukungan maju di PIlkada, meski terindikasi, bahwa SK dukungan PAN itu akan jatuh ke tangan Tatong Bara.
“Makanya ini langkah alternatif yang akan dilakukan Pak Djainuddin untuk maju lewat di PIlkada lewat jalur independen,” kata Sehan.
Namun di sisi lain lanjutnya, Tatong Bara juga masih tercatat sebagai kader PAN.
Selaku Ketua DPW PAN Sulut, Sehan mengatakan, DPP PAN tidak pernah melarang kader seperti Djainuddin Damopolii maju di Pilkada lewat jalur independen. Sebab beberapa contoh yang terjadi di Pilkada sebelumnya, seasama kader PAN, saling berhadapan di Pilkada.
“Ini sudah menjadi karakteristik PAN. Sebab, dibeberapa daerah yang melaksanakan PIlkada sebelumnya, terjadi dua lisme dukungan. Nantinya ke depan kelihatan bakal terjadi seperti itu. Bakal terjadi dua lisme,” ungkapnya.
Namun meski demikian, Sehan sendiri belum menentukan langkah dukungannya di PIlkada Kota Kotamobagu. Sebab dua figur ini yakni Tatong Bara dan Djanuddin Damopolii masih tercatat sebagai kader PAN. Ia mengaku soal dukungan, masih akan melihat kondisi dan perkembangan yang ada.
Sehan mengatakan, langkah yang diambil Djainuddin untuk maju lewat jalur Independen sudah sangat tepat. Sebab jauh hari sebelumnya sudah mengingatkan untuk menyiapkan langkah alternatif.
Upaya untuk menyatukan dua kader ini kata dia untuk diusung kembali maju dalam PIlkada, nampaknya sudah sangat sulit. Bahkan pihak DPP katanya, juga sudah berupaya untuk untuk menyatukan dua kader ini, namun tidak bisa.
“Intinya di mata saya keduanya adalah kawan, pemimpin dan kader. Saya hanya berharap, keduanya dalam PIlkada Kotamobagu tetap menjaga persudaraan. Walaupun keduanya tidak diusung lagi, tapi karakteristik Mongondow itu tetap dikedepankan. Berpisah bukan untuk bermusuhan. Prinsipnya, saya menyerahkan kepada masyarakat Kota Kotamobagu sebagai pemegang hak kedaulatan. Ada satu sisi sedih, namun ada satu sisi kebanggan. Di mana kader yang paling siap saat ini untuk maju di PIlkada Kota Kotamobagu, yakni kader PAN,” tandas Bupati Boltim ini. (**)