TOTABUAN.CO — Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sejak awal mendukung pencapresan Prabowo Subianto. Setelah Prabowo kalah dari Jokowi di Pilpres, PPP kukuh bergabung dalam Koalisi Merah Putih di parlemen.
Namun, pemilihan pimpinan MPR membuat partai berlambang Kabah itu berseberangan dengan koalisi pendukung Prabowo. PPP justru memilih menyeberang bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat, pendukung Jokowi-JK.
Loncatnya PPP ke koalisi pendukung Jokowi itu sebenarnya bukanlah hal yang mengejutkan. Sebab, masalah dasar yang menjadi penyebab konflik di internal PPP adalah perbedaan dukungan antara kubu Suryadharma Ali dan kubu Emron Pangkapi soal pasangan capres cawapres.
Saat itu, keputusan Ketua Umum PPP Surydharma Ali mendukung Prabowo-Hattamenimbulkan gejolak di partai Kabah. Kubu Emron Pangkapi mempertanyakan keputusan Suryadharma itu.
Kini setelah Koalisi Indonesia Hebat gagal memenangkan pemilihan pimpinan MPR, posisi PPP pun dipertanyakan, apakah tetap di Koalisi Merah Putih atau bergabung mendukung pemerintahan Jokowi-JK.
Waketum PPP Emron Pangkapi menegaskan, PPP sudah tak lagi bersama Koalisi Merah Putih sejak 7 Oktober. Sejak itu PPP resmi bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat.
Menurutnya, PPP siap membantu dan mendukung pemerintahan Jokowi-JK. PPP juga siap jika Jokowi-JK memberi posisi menteri kepada kader partai Kabah.
Namun demikian, pihaknya tak mau meminta-minta jabatan menteri. Sebab, hal itu adalah hak prerogatif Jokowi sebagai presiden.
“PPP dan semua parpol gak mampu mencampuri urusan presiden terpilih, hanya saja kalau Jokowi memberi kepercayaan dan amanat pada PPP maka kami mempunyai stok kader yang memenuhi kualifikasi,” katanya kepada
Sumber: merdeka.com