TOTABUAN. CO KOTAMOBAGU – Ketua Umum DPP Laskar Bogani Indonesia (LBI) mengkritisi sejumlah proyek mubazir di masa kepemimpinan Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara. Salah satunya yakni proyek Shelter sebanyak 23 unit pada tahun 2018.
Dolfie menyebutkan, akibat tidak matangnya perencanaan, membuat proyek tersebut mubazir dan potensi negara mengalami kerugian ratusan juta rupiah
“Kita lihat sendiri, Shelter sudah rusak dan akhirnya tidak digunakan alias Mubazir,” kata Dolfie.
Ia mengatakan, pekerjaan infrastruktur tersebut hanya membuang dana saja. Yang makin diperparah lagi katanya, proyek tersebut terkesan dipaksakan.
“Seharusnya perencanaan itu dimatangkan sebelum dikerjakan. Terbukti akibat tidak matangnya perencanaan, dana miliar rupiah itu akhirnya mubazir. Jika diarahkan untuk kepentingan pendidikan atau kesehatan, akan lebih bermanfaat,” katanya.
Lebih jauh Dolfie menilai, sejak awal proyek Shelter di Kotamobagu terkesan dipaksakan. Menurutnya kondisi Kotamobagu, belumlah tepat untuk dioperasikannya bus karena akan mempengaruhi taraf pendapatan tukang Bentor.
Proyek Shelter pada mulanya diniatkan untuk mengangkut penumpang. Namun hingga kini belum dioperasikan.
Sejak 2019 lalu, janji Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara untuk mengoperasikan bus, hingga kini belum dilakukan.
Diketahui proyek pembangunan 23 unit Shelter itu, bersumber dari dana APBD tahun anggaran 2018 sebesar 1.417 miliar lebih. Proyek tersebut dimenangkan CV Sumber Abadi.
CV Sumber Abadi menang tender dari harga penawaran Rp1.417.300.000,00 dari pagu Rp1.420.000.000.
Jika dihitung nilai Rp1.417.300.000,00 dibagi 23 unit, maka setiap unit Shelter dibanderol hampir 60 jutaan. (*)