TOTABUAN.CO BOLMONG—Pecahnya dukungan dari para kader Partai Amanat Nasional (PAN) di Pilkada Bolaang Mongondow (Bolmong) untuk mendukung bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati yang maju bertarung di PIlkada membuat pubik jadi heran.
Dukungan kader PAN terbelah lantaran dua figur bakal calon bupati mendapat dukungan dari kader partai yang diketuai Zulkifly Hasan ini. Seperti pasangan bakal calon bupati Yasti Soepredjo Mokoagow dan bakal calon wakil bupati Yanny Ronny Tuuk yang notabene mendapat rekomendasi dari Ketua DPP PAN Zulkifly Hasan, malah tidak mendapat respon dari DPD II hingga DPW PAN Sulut. Kelompok dari DPD II hingga DPW PAN Sulut malah mendukung pasangan bakal calon bupati Salihi Mokodongan bakal calon wakil bupati Jefry Tumelap yang diusung Partai Golkar, Demokrat dan Gerindra.
Namun Ketua DPW PAN Sulut Sehan Landjar mengatakan, sikap politik untuk memiliki pasangan Salihi-Jefry di PIlkada karena pasangan ini merupakan usulan kader arus bawa baik di kabupaten maupun provinsi.
“Kan Yasti itu tidak diusulkan oleh DPD II dan DPW. Sehingga sikap politik DPW ada bersama Salihi-Jefry,” kata Sehan saat diwawancarai wartawan usai mengantar pasangan Salihi-Jefry di kantor KPU Jumat (22/9/2016).
Sehan akui sikap politik DPP ada di Yasti hanya sebagai administratif. Namun perlu diingat lanjut Sehan, sikap politik dari DPD II dan DPW PAN Sulut tidak pernah terjadi. “Makanya kami mengambil sikap yang berbedah,” tutur Bupati Kabupaten Bolmong Timur ini.
Sehingga Sehan menambahkan tidak ada sanksi bagi kader PAN di Sulut ketika memberikan dukungan politik mereka ke dua bakal calon di Pilkada Bolmong.
“Jadi dukungan politik diberikan seluas-luasnya kepada kader. Di Gorontalo dukungan PAN terbagi menjadi tiga kubu, di Makasar jadi dua. Di Pilkada Boltim lalu juga sama,” tutur Eyang sapaan akrabnya.
Terpisah Wakil Sekjen DPP PAN Dedy Dolot mengatakan semua politisi berkeinginan untuk memenangkan pilkada di semua daerah. Akan tetapi kalau dibilang sengaja diciptakan agar terlihat main cantik tentu itu tidak mungkin.
Ia mengaku jika PAN merupakan partai besar yang memiliki banyak kader yang menonjol dan berprestasi. Sehingga jika ada kesan bagian dari skenario PAN di PIlkada, tentu tidaklah mungkin.
“Ibu Yasti kader terbaik PAN dan pernah menjabat sebagai ketua komisi, makanya beliau (Yasti red) sangat menonjol. Kenapa Ibu Yasti juga disukai PDIP, karena memang dia kader yang berprestasi. Sehingga jangan salahkan DPP, sebab ini merupakan konsekuensi sebagai kader yang memiliki prestasi. Begitu juga kenapa kader dari arus bawa memilih Pak Salihi untuk diusung, karena Pak Salihi juga kader,” ujarnya.
Di PIlkada Bolmong 2017, dukungan para kader PAN tampak bakal tidak solid. Sebab para kader seperti DPD II hingga DPW Sulut memiliki sikap politik mendukung pasangaan calon Salihi-Jefry yang diusung PG, Gerindra dan Demokrat. Sedangkan pasangan Yasti –Yanny sendiri juga mendapat rekomendasi dari DPP PAN yang ditandatangani Ketua umum Zulkifly Hasan untuk maju di Pilkada. Yasti-Yanny sendiri didukung PDIP, PKB, PKS, Nasdem dan PAN. (Mg3)
..adu keras kepala.. he3x…