TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU– Pemerintah Kota (Pemko) Kotamobagu mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwako) tentang penetapan kawasan desa wisata berbasis pemberdayaan masyarakat. Dalam Perwako itu mengatur tentang lokasi yang menjadi Desa Wisata yang akan dikembangkan pemerintahan ke depan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotamobagu Agung Adati menjelaskan, Perwako yang dikeluarkan Walikota Kotamobagu Tatong Bara itu tetap berpedoman pada rencana induk pengembangan pariwisata (Rippda) kota Kotamobagu dan rencana tata ruang Kota Kotamobagu.
“Ada Enam lokasi wisata yang akan dikembangkan itu, sudah diperkuat dengan Perwako. Perwakonya diserahkan bertepatan pada Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober,” kata Agung.
Enam lokasi wisata itu tersebar dibeberapa kelurahan dan desa. Yakni Desa Poyowa Besar Satu, Desa Poyowa Besar Dua, Kelurahan Mongkonai Barat, Desa Bilalang Satu, dan Desa Sia.
Perwako yang dikelurkan itu lanjut mantan Kadis Infokom ini, yakni hanya lokasi yang memiliki destinasi destinasi wisata alam.
Agung menjelaskan, pengembangan sektor pariwisata sangat potensial untuk pemberdayaan ekonomi rakyat dan mempunyai multiplier effect yang sangat luas. Menurutnya usaha di sektor pariwisata terkait langsung dengan banyak sektor lain yang mempengaruhi kehidupan ekonomi rakyat.
“Konsep pengembangan pariwisata berbasis masyarakat merupakan langkah efektif untuk menjadikan sektor pariwisata memberikan manfaat optimal kepada masyarakat,” katanya.
Menurut Agung, Walikota Kotamobagu Tatong Bara berkeinginan agara konsep pengembangan pariwisata berbasis pemberdayaan melibatkan masyarakat lokal meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
“Jadi ini ada keterlibatan langsung dari masyarakat setempat,” paparnya.
Konsep pengembangan pariwisata berbasis pemberdayaan buka hanya hanya memeliki keuntungan disektor ekonomi saja, akan tetapi punya keuntungan disektor dalam pelestarian budaya daya lokal.
“Tren pariwisata modern yang juga makin diminati masyarakat dalam negeri adalah mencari kekhasan lingkungan alam dan budaya. Pelestarian keanekaragaman sumber-sumber daya hayati dan kekhasan budaya lokal merupakan langkah terbaik untuk menarik lebih banyak wisatawan, yang pada gilirannya akan memberikan manfaat kepada ekonomi global,” ujarnya.(**)