TOTABUAN.CO – Presiden Joko Widodo menepis rumor soal penaikan tarif listrik untuk industri. Bahkan, Jokowi mencetuskan peluang soal penurunan tarif. Efisiensi PT PLN Persero disebut jadi faktor pendorongnya.
“Tarif listrik untuk industri tidak naik. Hanya perlu dicatat, bahkan kemungkinan akan turun. Karena ada efisiensi. Sekian triliun (rupiah),” kata Jokowi saat memberi sambutan di acara peresmian pengoperasian terminal penerimaan dan regasifikasi LNG Pertamina Arun, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalm, Senin (9/3).
Ia enggan menyebut nilai rinci efisiensi itu maupun sektor yang sudah diefisienkan. Menurutnya, penurunan tarif listrik penting untuk merangsang investasi lewat pertumbuhan industri. Selain itu, bakal didapat pula keuntungan lewat pengurangan angka pengangguran. “Industri berjalan, pengangguran terkurangi dengan baik.”
Jokowi kemudian memprotes soal pemberitaan media massa beberapa waktu lalu yang dinilainya terlalu spekulatif dalam menyiarkan kemungkinan kenaikan tarif listrik. Pasalnya, itu akan menebar ketakutan kepada investor dalam berinvestasi.
“Ini berbahaya. Muncul persepsi (buruk), industri enggak mau ekspansi, melebarkan usaha, melebarkan sayapnya karena sudah ketakutan naik listrik. Padahal yang memutuskan (Pemerintah) berhitung saja belum, berpikir saja belum,” selorohnya.
Belum lama ini Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan mengaku belum berniat untuk menaikkan tarif listrik hingga tiga bulan ke depan. Walaupun nilai tukar rupiah saat ini jatuh hingga sempat menyentuh Rp 13 ribu per dolar AS.
Sofjan menyebut soal adanya kepentingan menurunkan tarif listrik industri demi meningkatkan daya saing.
sumber: metrotvnews.com