TOTABUAN.CO — Anggota DPR RI Yasti Soepredjo Mokoagow mengaku mulai mendapat teror oleh orang tidak dikenal. Diduga aksi teror yang dilakukan kepada Politisi PDI Perjuangan Sulawesi Utara itu, buntut pemilihan kepala daerah (Pilkada).
“Saya pun diancam mau dibunuh oleh Satgasnya,” ucap Yasti.
Anggota Komisi V DPR RI ini pun mengaku bersyukur atas doa dan dukungan masyarakat Bolaang Mongondow Raya (BMR) yang terus memberikan dukungan kepadanya.
Ia menegaskan, agar warga BMR untuk tetap tenang dan jangan terpancing. Yasti meyakini, orang yang berniat jahat tidak akan mendapat restu dari Allah SWT.
“Percayalah, In Syaa Allah apa yang mereka niatkan, tidak akan mendapat restu dari Allah subhanahu wa ta’ala,” ucapnya.
“Sabar itu ilmu tingkat tinggi, belajarnya setiap hari, latihannya setiap saat, ujiannya sering mendadak, sekolahnya seumur hidup. Semoga Allah selalu membimbing kita agar menjadi orang-orang yang bersabar,” sambung Ketua BKMT Sulawesi Utara ini.
Diketahui, akhir-akhir ini anggota DPR RI Yasti Soepredjo Mokoagow didemo oleh yang mengatasnamakan kader PDI Perjuangan Bolaang Mongondow (Bolmong). Aksi itu dilakukan di Kantor DPD PDI Perjuangan Sulut. Tampak calon Wakil Bupati Bolmong Welty Komaling ikut dalam aksi demo tersebut.
Aksi demo itu, mereka membawa pamflet yang bertuliskan seruan agar memecat Yasti Soepredjo Mokoagow dari anggota DPR RI. Ada juga pamflet bertuliskan, Yasti biang kerok kekalahan PDI Perjuangan di Pilkada Bolmong.
Mereka menilai, bahwa Yasti tidak all out untuk memenangkan pasangan Limi Mokodompit -Welty Komaling. Setidaknya ada tujuh point yang menjadi tuntutan mereka.
Namun dari tujuh point yang mereka tuduhkan, tidak ada satu bukti kuat yang menerangkan, jika mantan Bupati Bolaang Mongondow ini tidak loyal. Malah, Yasti sendiri dibeberapa titik kampanye berorasi tetap komit memenangkan pasangan yang diusung PDI Perjuangan. Salah satunya yakni pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulut Steven Kandouw -Alfred Deny Tuejeh. (*)