TOTABUAN.CO — Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencatat sebanyak tujuh warga di Sulawesi Utara (Sulut) meninggal akibat demam berdarah (DBD) akibat nyamuk aedes aegypti.
“Korban meninggal di Kota Manado sebanyak tiga orang, sementara Kabupaten Minahasa, Kota Bitung, Kabupaten Sitaro serta Minahasa Utara masing-masing satu orang yang meninggal,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi, dr Hendrik Tairas, di Manado dikutip Antara, Senin (9/2).
Sebagaimana data Posko PMK Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, jumlah DBD tertinggi terjadi di Kota Manado sebanyak 158 kasus DBD, selanjutnya Kabupaten Minahasa Utara 98 kasus, sementara di Kota Bitung sebanyak 33 kasus.
Di Kabupaten Sitaro terdata 30 kasus, Kabupaten Minahasa 66 kasus, Kota Tomohon 31 kasus, serta Kabupaten Bolaang Mongondow sebanyak 14 kasus.
Begitupun dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur sebanyak 6 kasus, Kabupaten Minahasa Selatan 25 kasus, serta Kota Kotamobagu 15 kasus.
“Kami mengimbau kabupaten dan kota ikut mengampanyekan ‘anti jentik nyamuk’ dengan menguras, menutup dan mengubur benda-benda penampung air yang berpotensi menjadi tempat bertelurnya nyamuk aedes aegypti,” ajak Kepala Dinas Kesehatan Grace Punuh.
Dia menambahkan, dengan kampanye anti jentik, gerakan 3M, fogging serta pembagian abate, penyebaran virus DBD dapat dikendalikan.
Sebelumnya, pemerintah provinsi mengajak pemerintah kabupaten dan kota giat melakukan sosialisasi pentingnya melakukan pola hidup sehat agar terhindar dari penularan virus DBD.
sumber : merdeka.com