TOTABUAN.CO — Pemerintah tahun ini memberikan suntikan dana sebesar Rp 48 triliun untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sehat. Menurut Presiden Joko Widodo, ini adalah dampak dari pengalihan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah pada akhir 2014 lalu.
Akibat pengalihan itu ada ruang fiskal yang sangat besar di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita. Kelonggaran fiskal seperti itu, kata dia, akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur melalui BUMN.
“Kalau dulu BUMN biasanya dibebani untuk setor deviden ke APBN, kalau sekarang mulai tahun ini pola kita adalah memberikan suntikan kepada BUMN,” ujar Jokowi di Bandung, Jawa Barat, Senin (12/1).
Presiden memberikan contoh suntikan dana itu nantinya penting untuk PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dalam membangun pelabuhan, atau BUMN karya (Wijaya Karya, Anindya Karya, Hutama Karya, atau Adhi Karya) yang biasa mengerjakan infrastruktur jalan, atau PT Kerata Api Indonesia (KAI) yang mengerjakan kereta api, atau Angkasa Pura yang mengerjakan pelabuhan udara.
“Misalnya kita beri Rp 10 triliun itu mereka bisa mengerjakan sebanyak Rp 50 – Rp 70 triliun lapangannya,” papar Jokowi.
Ia berharap dengan dana itu, BUMN akan lebih cepat membangun infrastruktur. “Inilah kecepatan yang ingin kita bangun dengan memanfaatkan BUMN sehingga kecepatan itu bisa 5-7 kali lipat dari yang kekuatan anggaran yang kita punyai,” tandas Jokowi.
sumber : jpnn.com