TOTABUAN.CO — Candi Sukuh yang berada di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah akan dibongkar total. Pembongkaran candi Hindu peninggalan Kerajaan Majapahit tersebut juga meliputi bangunan utama.
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah Sri Ediningsih mengatakan, pembongkaran mendesak dilakukan, lantaran candi yang dibangun pada akhir abad XV tersebut mengalami kerusakan cukup parah.
“Candi Sukuh mengalami rusak parah, ada penggelembungan di bagian pondasi,” ujar Ediningsih ketika dihubungi wartawan, Senin (2/2).
Ia menambahkan, pembongkaran akan dimulai pada bulan Maret mendatang. Ia memperkirakan pembongkaran tersebut membutuhkan waktu hingga akhir tahun. Usai pembongkaran, lanjut dia, pada tahun depan baru akan dilakukan rekonstruksi.
“Kami akan membangun Candi Sukuh sesuai dengan aslinya, proses rekonstruksi juga kira-kira waktunya juga setahun,” ucapnya.
Kerusakan Candi Sukuh, menurut Ediningsih akibat oleh bergesernya batu-batu di bagian bawah candi atau pondasi. Ia mengatakan, kerusakan tersebut butuh penanganan secepat mungkin. Sebab jika tidak segera ditangani, jika terjadi gempa bisa runtuh.
“Dugaan kami, banyak batu-batu pondasi yang bergeser. Tapi penyebab akan diteliti saat pembongkaran nanti. Kami juga sekaligus akan meneliti struktur tanah di sekitar lokasi Candi Sukuh,” jelasnya.
Lebih lanjut Ediningsih mengemukakan, pembongkaran Candi Sukuh diperkirakan akan menghabiskan biaya hingga Rp 1 miliar. Hanya saja, ia belum bisa menghitung biaya yang akan digunakan untuk rekonstruksi. Biaya rekonstruksi, kata dia, baru bisa dihitung usai pembongkaran candi.
Selama proses renovasi, masih kata Ediningsih, wisatawan tidak diperkenankan mendekat atau berkunjung ke lokasi candi. Mereka hanya diperbolehkan mengakses bagian pelataran saja. Hal tersebut dilakukan dengan alasan keamanan.
Salah satu seniman asal Solo yang sering melakukan ritual di Candi Sukuh, Suprapto Suryodarmo mengatakan, Candi Sukuh memiliki banyak kelebihan dibanding candi lain. Candi yang paling terakhir dibuat tersebut memiliki relief serta patung yang khas.
“Candi itu memiliki kekhasan tersendiri. Salah satunya, terdapat patung dan relief burung Garudeya yang selanjutnya disebut sebagai Garuda. Patung ini juga menjadi inspirasi pendiri bangsa dalam membuat lambang negara,” katanya.
Suprapto menambahkan, Candi Sukuh juga memiliki beberapa bentuk dan relief di yang dianggap kontroversial. Yakni patung dan relief yang memperlihatkan alat kelamin pria dan wanita.
“Relief itu melambangkan kesuburan pria dan wanita pada masyarakat agraris,” pungkasnya.
sumber : merdeka.com