TOTABUAN.CO— Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman dijadwalkan melakukan panen raya padi di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, Sabtu (3/10).
Kepala Biro Pers Media dan Informasi Istana Kepresidenan Bey Machmudin menyebutkan, panen raya dilakukan di KelUrahan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo.
Tanaman padi yang akan dipanen merupakan hasil penerapan teknologi atau metode di Denfarm 3 in1.
Metode 3 in1 merupakan perpaduan BeKa (Dekomposer), Hazton, dan Pomi. Teknologi Hazton adalah metode tanam padi dengan bibit padat, yaitu 20:30 bibit per lubang tanam.
Metode Hazton yang menggunakan benih tua yang berumur 25-35 hari, dengan penanaman 20-30 rumpun per lubang tanam, menjadikan seluruh rumpun tanaman merupakan tanaman induk.Pomi adalah perlakuan pupuk hayati.
Luas lahan yang akan dipanen pada Sabtu 302 hektare dari luas total 20.814 hektare.
Penerapan metode itu guna pencapaian swasembada pajale (padi, jagung, dan dedelai) dan berkurangnya ketergantungan pangan nasional terhadap negara lain.
Kementerian Pertanian dalam hal itu telah mengucurkan anggaran yang besar untuk pencapaian tersebut.
Jawa Tengah mendapatkan bantuan APBN-P Rp2,09 triliun (naik 111 persen dari 2014 sebesar Rp992,1 miliar) dan DAK Rp719,3 miliar (naik 193 persen dari 2014 sebesar Rp245, 6 miliar) juga bantuan perbaikan irigasi tersier 172.100 hektare, optimasi lahan 73.410 hektare, alsintan 7.954 unit.
Berdasarkan hasil ubinan dengan Varietas Inpari Sidenuk dengan pola tanam Jajar Legowo rata-rata memperoleh hasil 10,5 ton per hektare atau setara 9,1 ton GKG.
Panen Berdasarkan Luasan Rill di lima lokasi dengan luasan 23.355 meter persegi atau 2,33 hektare dengan menggunakan dua varietas Way Apoburo dan Inpari Sidenuk, ditemukan rata-rata 9,17 ton per hektare GKP dan Way Apoburo 10,02 ton per hektare GKP.
Di tingkat petani (di luar program) rata-rata mencapai 8,30 ton per hektare (Way Apoburo) dan 8,40 (Inpari Sidenuk).
Sumber;beritasatu.com