TOTABUAN.CO – Selama 57 tahun bergerak dalam bidang minyak dan gas (migas), kini PT Pertamina (Persero) tidak mau lagi disebut sebagai perusahaan migas.
“Pertamina sudah selama 57 tahun terakhir. Tapi kami tidak mau lagi disebut sebagai perusahaan migas,” ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro dalam talk show ‘Kemandirian Energi untuk Negeri’ di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis (16/4/2015).
Dia menjelaskan, alasan perseroan tidak mau lagi disebut sebagai perusahaan migas lantaran sejak dua tahun terakhir Pertamina mulai mengubah visi misinya menjadi perusahaan energi dunia yang tidak hanya mengandalkan migas.
“Jadi intinya sejak dua tahun terakhir, visi misi Pertamina berubah. Kami ingin jadi perusahaan enegi kelas dunia. Energi yang tidak hanya migas saja, tapi kami mengembangkan energi dari non-fosil, energi baru terbarukan,” lanjutnya.
Sebagai realisasinya, dia mencontohkan, saat ini Pertamina memiliki 15 wilayah kerja untuk pengembangan energi panas bumi yang kapasitas terpasang terus ditingkatkan.
“Karena di daerah yang tidak bisa sambung pipa migasnya sulit, biaya atau cost-nya lebih mahal ini tidak memungkinkan pakai migas. Kami punya 1.200 megawatt (MW) kapasitas terpasang energi panas bumi. Dan kita ingin memperbesar volume energi baru ini,” tandasnya.
sumber: liputan6.com