TOTABUAN.CO — Seorang pria bernama Mario Steven Ambarita ketahuan masuk ke dalam rongga roda pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 177 dan terbang dari Pekanbaru sampai ke Jakarta, Selasa (7/4) kemarin. Pemuda tersebut lolos dari Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dan baru ketahuan saat keluar dari roda pesawat di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Mario ternyata telah merencanakan aksi tersebut setahun lebih.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Suprasetyo menyatakan, Mario telah mempelajari cara menyelinap pesawat tersebut sejak setahun lebih. Ia menganalisis kondisi di Bandara Sultan Syarif Kasim II satu minggu lebih.
“Dari cerita dia, dia sudah belajar untuk menyusup hampir setahun. Jadi ini sudah terencana,” kata Suprasetyo kepada Suara Pembaruan di Jakarta, Rabu (8/4).
Mario menerobos pagar landasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pada Selasa (7/4) siang sekitar pukul 14.00 WIB. Lelaki berusia 21 tahun tersebut kemudian masuk ke rongga roda Garuda sesaat sebelum pesawat berlari dan terbang naik.
Pesawat terbang dan berada di udara selama sekitar 1 jam 10 menit. Pesawat terbang dengan ketinggian sekitar 30.000 kaki hingga 34.000 kaki dengan suhu mencapai 0 derajat. Garuda Indonesia kemudian mendarat di Bandara Soetta pada Selasa sore, sekitar pukul 15.15 WIB. Aksi Mario baru diketahui ketika petugas pemandu parkir Bandara Soetta melihatnya berjalan terhuyung-huyung di luar pesawat yang baru saja mendarat.
“Petugas lalu menghampiri dan menangkapnya,” ujar VP Corporate Communication Garuda Indonesia Pujobroto.
Mario kemudian dirawat oleh petugas kesehatan. Dia diinfus dokter karena mengalami hipoksia (kondisi simtoma kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian).
“Telinga kirinya berdarah. Jari-jarinya kelihatan membiru,” kata Pujo.
sumber : beritasatu.com