TOTABUAN.CO – Pemerintah telah menargetkan program pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW) dalam lima tahun ke depan, lalu bagaimana jika program tersebut tak tercapai?.
Direktur Jenderal Ketenaga Listrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman mengatakan, target listrik tersebut dicanangkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan 6,5 persen per tahun.
“Karena kebutuhan permintaan untuk mendukung pertumbuhan 6,5 persen per tahun 35.000 Mw dalam 5 tahun ke depan,” kata Jarman, saat menghadiri Musyawarah Nasional VI Masayarakat Kelistirkan Inonesia, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Jarman mengungkapkan, jika target 35 ribu MW dalam lima tahun tak tercapai maka akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang melambat. Hal itu lantaran listrik yang diperlukan tidak bisa memenuhi kebutuhan.
“Bukan masalah mampu atau tidak, ini soal kebutuhan. Kalau tidak tercapai pertumbuhan 6,5 persen tertekan, ekonomi tidak tumbuh,” ungkapnya.
Selain itu lanjut Jarman, akan terjadi krisis listrik di sejumlah daerah sehingga menghambat kegiatan perekonomian. “Terjadi kekurangan daya di sejumlah daerah sehingga ini perlu dihindari,” tutur Jarman.
Menurut Jarman, penyebab krisis listrik pada sejumlah daerah disebabkan oleh terlambatnya pembangunan pembangkit dan jaringan kelistrikan, sehingga listrik tidak dapat dialiri. “Kemarin kenapa terjadi beberapa pembangkit harus beroperasi delay, bisa juga transmisi,” pungkasnya.
sumber: liputan6.com