TOTABUAN.CO — Pawai ogoh-ogoh dalam rangka peringatan hari raya Nyepi di jalan Malioboro membuat Jalan Malioboro yang lekat dengan Yogyakarta menjadi berubah. Musik-musik tradisional Bali yang mengalun di sepanjang jalan Malioboro dan peserta pawai yang menggunakan pakaian tradisional Bali seolah membuat Malioboro mendadak pindah di Bali.
Pawai ogoh-ogoh tersebut pun menyita perhatian warga Yogyakarta. Ribuan warga tumpah ruah di Jalan Malioboro yang ditutup sejak siang khusus untuk pawai ogoh-ogoh. Kebanyakan dari warga berupaya mengabadikan momen langka tersebut dengan berfoto dan merekam video dengan handphone.
Salah satunya Safitri, mahasiswi Universitas Gajah Mada yang sengaja datang untuk menonton pawai ogoh-ogoh. Dia mengaku tertarik karena baru pertama kalinya ada pawai ogoh-ogoh di selenggarakan di Yogyakarta.
“Inikan kalau nggak salah untuk perayaan Nyepi, biasanya yang ramaikan di Bali, ini di Yogya malah yang ramai ada pawai ogoh-ogoh, seru aja. Jadi berasa di Bali,” katanya pada merdeka.com disela-sela pawai.
Berbeda dengan Safitri, Ni Putu Jayanti mahasiswi asal Bali mengaku senang dengan adanya pawai ogoh-ogoh. Melihat pawai tersebut dia jadi merasa rindu dengan suasana kampung halamannya.
“Senang ya, tapi jadi kangen pengen pulang ke rumah,” katanya singkat.
Komentar serupa juga datang dari Nurhasanah, warga Janturan, Umbulharjo. Ibu satu anak tersebut mengaku senang ada pawai ogoh-ogoh karena bisa melihat ogoh-ogoh khas Bali meskipun dia belum pernah ke Bali.
“Kalau Bregodo begitu sudah biasa, kalau ini belum pernah lihat jadi senang saja, padahal ya belum pernah ke Bali,” ujarnya.
sumber : merdeka.com