TOTABUAN.CO — Film “Di Balik 98” karya Lukman Sardi diyakini dapat menjaring sukses besar. Pasalnya, film tersebut menguak kembali banyak kenangan para aktivis maupun kaum muda yang sudah melewati masa-masa menegangkan di tahun tersebut.
Salah satunya adalah pengusaha sekaligus tokoh muda Banyu Biru. Banyu mengaku saat menonton film itu ia bisa mengingat dengan jelas peristiwa reformasi 98.
Saat itu mahasiswa dan aktivis kampus turun ke jalan merubuhkan rezim Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun.
“Terharu, dunia adil berputar. Apalagi, saat nonton bareng ada Menaker Hanif Dhakiri, Budiman Sudjatmiko dan tokoh yang ikut diculik di tahun 98, Bung Nerfa dan aktivis lainnya,” kata Banyu melalui keterangan persnya yang diterima wartawan.
Ia menyaksikan film itu dalam acara nonton bareng di Plaza Senayan, Jakarta, Senin, (19/1). Banyu menyebut film ini menjadi tontotan wajib generasi muda.
Menurutnya, seni dan kreativitas apa pun merupakan barang mahal. Semua itu tidak terbeli oleh mata uang apapun. Sehingga semua generasi harus terus mendukung film, musik, teater, olah raga yang dihasilkan anak-anak Indonesia.
“Jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Ini salah satu untuk mendukung industri kreatif,” sambungnya.
Film ini dinilai membangkitkan kembali ingatan saat zaman reformasi. Selain itu, ia menganggap film tersebut sangat realistik dan tidak berlebihan, serta layak ditonton. Dalam hal ini Banyu memuji Lukman Sardi sukses menciptakan suasana-suasana sesuai peristiwa yang terjadi.
sumber : jpnn.com