TOTABUAN.CO – Ketua DPP Partai Golkar kubu Agung Laksono, Leo Nababan menilai politisi senior Partai Golkar Akbar Tandjung memperkeruh suasana dengan mengusulkan penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk menyelesaikan konflik Golkar.
“Terkait usul bang Akbar Tandjung Munaslub bulan depan, saya katakan bang Akbar sabar lah, mari patuh terhadap azas hukum dan peraturan, jangan memperkeruh suasana,” kata Leo di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (5/5/2015).
Leo menegaskan, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sudah mengesahkan hasil Munas Jakarta, dibawah kepemimpinan Agung Laksono. Mahkamah Partai juga sudah mengamanatkan bahwa Munas Golkar selanjutnya akan diselenggarakan selambat-lambatnya Oktober 2016.
Oleh karena itu, tidak perlu penyelenggaraan Munaslub seperti yang diusulkan Akbar Tandjung.
“Lagi pula, legal standing apa bang Akbar mengusulkan itu. Sekarang itu Ketua Dewan Pertimbangan Golkar yang tercatat di Kemenkumham adalah Pak Siswono Yudhohusodo, bukan bang Akbar lagi,” tegas dia.
Leo menilai, Akbar kini hanya menjadi kader biasa di Golkar. Dia meminta Akbar tidak berperilaku seolah-olah sebagai orang yang paling bisa mengurus Golkar.
“Bila perlu bang Akbar saya undang di Munas 2016, untuk ikut pemilihan ketua umum Golkar, saya akan fasilitasi,” jelas dia.
Akbar bersama tokoh senior dan anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar telah sepakat mengusulkan agar partai berlambang beringin itu segera menggelar munaslub.
Hal itu perlu segera dilakukan agar Partai Golkar dapat mengikuti pemilihan kepala daerah serentak, yang pendaftarannya akan dilakukan pada Juni 2015.
sumber: kompas.com