TOTABUAN.CO–Menahan hujan lebih sulit daripada menyingkirkan atau memindahkannya. Ki Awan bercerita saat dia dan beberapa orang rekannya diminta kontraktor proyek galian untuk menahan agar tak hujan.
Cuaca hari itu cukup bersahabat. Tidak ada awan gelap yang menggelayut. Diperkirakan, bakal cerah sepanjang hari. Di lokasi proyek galian, Ki Awan dan rekannya menganggap mereka bisa agak santai karena cuaca cerah.
Namun tak disangka, perkiraannya meleset. Tiba-tiba awan gelap muncul dan mengarah ke lokasi proyek. “Lucu campur panik waktu itu, angin kan bergerak-gerak yang tadinya kita lagi nongkrong-nongkrong ngopi, tiba-tiba awan ke arah kita, langsung gelagapan panik,” cerita Ki Awan.
Seolah seperti ancaman dari musuh, mereka langsung bergerak. Tak ada lagi kata santai, sekuat tenaga mereka menahan agar awan hitam tak dibarengi turunnya hujan. Sebab, jika turun hujan maka Ki Awan dan timnya dinyatakan gagal. Preseden buruk baginya.
Kejadian lucu justru terjadi di saat mereka menahan awan hitam. Ada salah satu rekannya yang tak hanya mengeluarkan tenaga dalam, tapi tanpa disengaja juga mengeluarkan isi perutnya.
“Kan berat banget tahan awan supaya enggak hujan, teman saya sampai mencret. Kita sampai ngakak dengar dia pas bilang gitu,” kelakarnya.
Usaha itu tak sia-sia. Mereka berhasil menahan hujan. Belajar dari kejadian itu, Ki Awan dan timnya mengaku tak boleh lagi lengah ketika menjalankan misi. Cuaca cerah tak berarti aman dari hujan. “Intinya enggak boleh lengah meski cuaca cerah,” ucapnya.
sumber:merdeka.com