TOTABUAN.CO – Politikus PDIP Dwi Ria Latifa sedih dengan pandangan publik terhadap kedekatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Apalagi bila pertemuan itu dikait-kaitkan dengan pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai kapolri. PDIP, kata dia, jadi seba salah.
Dwi membantah,hubungan PDIP dengan Presiden sedang renggang. Keduanya tetap berkomunikasi, kendati cara Jokowi merespon tidak terlihat. Sebab, tidak ada saling tegur sapa di sejumlah pertemuan terakhir Jokowi-Mega.
“Kami serba salah. Kalau Jokowi dan ibu Mega kelihatan dekat, tidak ada saling sapa. Sebetulnya, enggak begitu. Ada komunikasi, walaupun mungkin, yang diharapkan oleh semua orang, berharap harus lebih mesra,” kata Dwi dalam sebuah diskusi yang bertajuk ‘Simalakama Jokowi’ di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, (14/2/2015).
Menurut dia, hubungan Jokowi-Mega memang tak lantas mulus. Ada saja pihak yang menilai keadaan sedang buruk di antara keduanya. Jokowi terus dinilai kental tidak bisa lepas dari pengaruh Megawati dalam semua kebijakan negara yang diambil.
“Nanti kalau dilakukan seperti itu, nanti ada yang bilang lagi, ‘Itu Ibu Mega, lagi intervensi Pak Jokowi. Itu membuat Pak Jokowi harus begini dan begitu’,” tukas Dwi.
Anggota Komisi III DPR RI itu menegaskan, Jokowi memiliki gaya dan cara berkomunikasi politik yang khas. Namun, ia memastikan hubungan PDIP tetap harmonis dengan Presiden. “Komunikasi tetap berjalan. Komunikasi politik itu, tidak hanya tampak dari luar. Tapi ada cara-cara dan punya gaya sendiri. Tidak bisa semua dijelaskan,” tukas dia.
sumber: metrotvnews.com