TOTABUAN.CO – Perseteruan di internal Partai Golkar yang tak kunjung tuntas diyakini berpengaruh pada psikologis kader di daerah. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga kader senior Partai Golkar meminta konflik segera diakhiri.
JK menuturkan pengurus Partai Golkar di tingkat pusat seharusnya tak hanya berebut kursi pimpinan. Kubu Aburizal Bakrie (Ical) maupun kubu Agung Laksono, dua pihak yang kini berseteru, seharusnya juga mementingkan nasib kader di daerah yang terganggu akibat konflik.
“Bahwa janganlah hanya melihat pimpinan, tapi lihatlah (Golkar) di seluruh nasional ini, masa depan Golkar di daerah-daerah,” kata JK di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (8/5/2015).
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini khawatir dengan nasib kader Golkar di daerah. Kisruh yang tak berkesudahan bisa mengganggu karir politik kader di daerah. Oleh karena itu, kedua pihak hendaknya arif dalam menyikapi konflik. Kader Golkar di pusat, kata JK, harus melihat kepentingan jangka panjang, jangan hanya jangka pendek.
“Jangan terganggu kemungkinan dia memimpin menjadi pemimpin daerah dengan konflik di atas. Supaya dilihat kepentingan jangka panjang, jangan dilihat jangka pendek,” pungkas JK.
Perseteruan Golkar mulai meruncing pada saat rapat pleno yang dipimpin Wakil Ketua Umum saat itu, Theo L Sambuaga. Theo menutup rapat secara sepihak, setelah membacakan surat mandat dari Aburizal Bakrie untuk menggelar Musyawarah Nasional. Sejak saat itu, Partai Golkar terbelah menjadi dua kubu: kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie.
sumber: metrotvnews.com