TOTABUAN.CO – Wakil Presiden Jusuf Kalla membandingkan pemerintahan zaman Soeharto dengan Pemerintahan Joko Widodo dalam menyelesaikan masalah dan komposisi kemetrian.
JK mengungkapkan, saat zaman pemerintahan Soeharto, kursi mentri diisi oleh kalangan teknokrat, begitupun dengan anggota MPR DPR, mayoritas diisi oleh teknokrat dari berbagai kalangan. Namun Pemerintahan saat ini dipenuhi oleh pengusaha, sehingga tidak ada yang perlu memperdebatkan masalah bisnis di pemerintahan.
“Pemerintah saat ini adalah businessman, menteri semua pengusaha, jadi tidak usah perdebatkan bisnis di pemerintahan, sebagian besar mentri adalah pengusaha, jadi apa yang kurang?, kalau zaman Pak Harto yang muncul adalah teknokrat,” kata JK dalam acara Market dan Economy Outlook 2015 di Hotel Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/1/2015).
Dia mengungkapkan, jumlah pengusaha di pemerintah bahkan menyentuh 50 persen. Demikian juga di parlemen, hampir 50 persen anggota dewan memiliki latar belakang sebagai pengusaha. Hal itu dinilai JK menjadi keuntungan. Karena anggota dewan di Senayan dapat dengan mudah membicarakan bisnis dengan pemerintah. “Tidak seperti periode terdahulu, saat ini bicara bisnis lebih mudah,” ujarnya.
JK pun menyinggung kondisi politik saat ini. Politik yang stabil memang diperlukan untuk menunjang sektor lainnya. Dirinya optimis masalah yang ada saat ini dapat segera selesai, karena semua masalah itu adalah sisi lain penegakkan hukum dalam kondisi demokratis.
“Dalam kondisi demokratis, ini adalah sisi lain dari penegakkan hukum. Kalau zaman Soeharto, masalah penegakkan hukum seperti ini bisa selesai dalam setengah jam. Kalau sekarang semua harus ditata sedemikian rupa, supaya semuanya dalam struktur yang benar,” katanya.
sumber: metrotvnews.com