TOTABUAN.CO – Presiden Joko Widodo menggunakan alasan sosiologis dan yuridis saat menjelaskan pembatalan pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai kapolri dan menggantinya dengan Komjen Badrodin Haiti sebagai calon baru kapolri.
“Pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai kapolri menimbulkan perdebatan di masyarakat dan dalam rangka menciptakan tekanan di masyarakat serta kebutuhan kepolisian NKRI, kami mengajukan kapolri yang baru,” jelas Jokowi dalam jumpa pers di Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR Senayan, Jakarta, Senin (6/4/2015).
Jumpa pers dilakukan setelah rapat konsultasi dilakukan. Ada dua hal yang dibahas dalam rapat, yakni calon kapolri dan APBN-P 2015. Jokowi mengatakan hal itu setelah Ketua DPR Setya Novanto menjelaskan ikhwal rapat konsultasi. Setya didampingi seluruh pimpinan DPR dan ketua-ketua fraksi.
Jokowi mengatakan, ia menggunakan alasan sosiologis dan yuridis saat membatalkan pencalonan Budi Gunawan. “Kami mengguanakan alasan sosiologis dan alasan yuridis,” kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan, pertemuannya dengan pimpinan DPR dan Ketua Fraksi partai politik berlangsung hangat dengan penuh nuansa kekeluargaan. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk memperkuat NKRI.
“Suasana kekeluargaan dan jangan ada yang berpikiran di dalam tadi kami ribut atau ramai,” jelas suami Iriana ini.
Selain membahas “drama” suksesi kapolri, Jokowi menjelaskan, rapat juga membahas implementasi APBN-P 2015. Menurut Jokowi, APBN-P 2015 berjalan lebih baik dibandingkan tahun lalu.
“Dari data tahun lalu 15.6 persen, sekarang 18.5 persen. Berarti sudah jalan. Kami ingin lebih diperketat lagi,” pungkas Jokowi.
Sejumlah menteri datang mendampingi Jokowi. Antara lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, dan Menkopolhukan Tedjo Edy Purdijatno.
sumber: metrotvnews.com