TOTABUAN.CO — Siang tadi, Jumat (16/1), Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan berlaku mulai Senin (19/1). Harga premium turun dari Rp 7.600 per liter menjadi Rp 6.600 per liter, sementara Solar diturunkan dari Rp 7.250 per liter menjadi Rp 6.400 per liter.
Presiden juga mengumumkan penurunan harga gas 12 kg menjadi Rp 129.000 per tabung dan harga semen yang diproduksi perusahaan BUMN juga turun Rp 3.000 per sack.
Kebijakan ini justru direspons negatif pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru melemah 40,33 poin atau turun 0,78 persen di level 5.148. Begitu pula dengan indeks LQ45 negatif 0,82 persen pada 886,34 poin.
Tercatat, dalam perdagangan kali ini sebanyak 5,32 miliar saham ditransaksikan dengan nilai perdagangan mencapai Rp 5,67 triliun dan penjualan bersih investor asing sebesar Rp 333 miliar.
Sepanjang perdagangan hari ini, sebenarnya IHSG sempat berada dalam teritori positif sebelum konferensi pers yang dilakukan oleh presiden Joko Widodo.
“IHSG mengalami penurunan terutama di tekan sektor industri dasar dan perbankan setelah Presiden Joko Widodo yang mengumumkan penurunan harga acuan energi dan semen. Sentimen tersebut menekan kinerja sektor industri dasar terutama semen,” ujar analis Ascend Agus Susanto dalam riset hariannya.
Harga saham perusahaan semen anjlok pasca pengumuman penurunan harga oleh Presiden Jokowi. Saham Indocement Tunggal Perkasa (INTP) turun 10,26 persen pada level Rp 22.300. Harga saham Semen Indonesia (SMGR) terkoreksi 7,41 persen ditutup pada harga Rp 15.000.
Bursa regional juga kompak melemah. Indeks Nikkei ditutup turun 1,43 persen pada level 16.864. Indeks Hang Seng turun 1,02 persen pada level 24.103.
sumber : merdeka.com