TOTABUAN.CO – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, jika PT Pertamina (Persero) menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premiun Kadar RON 80 dengan Pertalite RON 91 maka harganya akan mengikuti mekanisme pasar.
“Maka harganya mengikuti harga keekonomian, pemerintah tidak menentukan harga,” katanya di Istana Negara, Jakarta, Jumat (17/4/2015).
Sofyan menjelaskan, dalam penentuan harga RON 88 pemerintah turut andil karena sesuai dengan Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, penetapan harga premium tak boleh dilepaskan ke pasar.
“Pertamax enggak ada urusan Pemerintah. Sama seperti BBM yang dijual oleh Shell, enggak ada masalah,” sambungnya.
Sofyan menambahkan, agar masyarakat tetap mendapatkan harga BBM yang terjangkau, BBM jenis Premium dengan kadar RON 88 masih tetap ada.
“RON 88 tetap ada. Tidak boleh dia hapus segera, kan bertahap. Premium tetap ada nanti. Sekarang bisa beli yang RON 91, bisa beli RON 88,” jelasnya.
Diakui Sofyan, walaupun nantinya akan benar-benar dihapus keberadaan RON 88 ini, namun jenis BBM masih ada untuk angkutan umum dan di pedesaan.
“RON 88 ini harus tetap disediakan untuk masyarakat yang mengharapkan oktan lebih rendah, harga lebih rendah,” tukasnya.
sumber: okezone.com