TOTABUAN.CO – Bagi setiap muslimah, memakai hijab adalah diwajibkan jika ingin selamat dunia dan akhirat. Namun dalam memakai hijab harus sesuai dengan yang telah disyariatkan, jangan terlalu ketat dan memperlihatkan lekukan tubuh.
Tidak ada batasan harus kapan memakai hijab, namun setiap wanita muslimah harus memakainya, termasuk para pelajar yang sedang duduk di bangku sekolah. Tapi jika berlajar di negara mayoritas muslim, memakai hijab mungkin tidak aneh dilihat.
Tetapi bagi negara-negara yang mayoritas non muslim, hijab terkadang dipandang sebelah mata. Salah satunya di negara Prancis, di mana salah satu siswinya dilarang masuk kelas, akibat hijab yang dipakainya terlalu besar.
Seorang pelajar muslim bernama Sarah, dihentikan untuk masuk ke kelasnya, setelah ia memakai ro yang terlalu besar dan menutupi sampai ke mata kakinya.
Sekolah berpendapat bahwa rok yang sampai menyentuh tanah telah diatur sangat ketat oleh hukum sekularitas Perancis untuk sekolah negeri, di mana mereka melarang siswa mengenakan jilbab, kippahs atau salib Kristen yang terlalu besar.
Berbicara kepada sebuah koran lokal, di Charleville-Mezieres, sebuah kota dekat perbatasan Belgia, Sarah mengungkapkan jika roknya tidak ada yang istimewa, itu sangat sederhana, tidak ada yang mencolok. Tidak ada tanda agama apapun.
Kejadian ini sempat membuat marah warga muslim setempat, dan diluapkan melalui akun Twitter.
Dinas Pendidikan Daerah membela keputusan sekolah, dan mengatakan bahwa gadis itu tidak diusir, tetapi hanya meminta untuk pulang dan berubah gaya berpakaiannya menjadi ‘netral’.
Menurut pengawas CCIF Islamophobia, sekitar 130 siswa dari kelas ditolak tahun lalu untuk pakaian dianggap terlalu religius secara terbuka.
sumber: viva.co.id