TOTABUAN.CO – Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi ikan dan olahannya masih sangat rendah. Padahal, kebutuhan nutrisi dan protein merupakan modal dalam pembentukan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, mandiri, dan sejahtera.
“Tingkat konsumsi ikan perlu terus didorong karena ikan tidak hanya sebagai sumber protein tetapi juga mengandung lemak, vitamin, dan mineral yang sangat baik bagi tubuh. Kita ingin SDM Indonesia berkualitas,” ungkap Anggota Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) RI, Widodo Sigit, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (26/3/2015).
Ia mengatakan, kampanye makan ikan perlu digalakkan demi menggugah kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan dan olahannya secara terus menerus. Pasalnya, dengan mengonsumsi ikan, maka tingkat kecerdasan pun akan meningkat.
“Generasi cerdas dan sehat tentunya merupakan dambaan setiap keluarga Indonesia. Kita harapkan konsumsi Ikan masyarakat Indonesia bisa meningkat dari tahun ke tahun,” papar dia.
Sementara itu, Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Fakultas Hukum 1988 (Kagama FH88), Jamaslin Purba mengatakan, kandungan protein yang besar dalam ikan diharapkan mampu memperbaiki kebutuhan gizi masyarakat Indonesia selain dari daging yang harganya lebih tinggi. Menurut dia, meningkatnya konsumsi ikan juga diharapkan bisa berpengaruh pada peningkatan kecerdasan masyarakat Indonesia.
“Kita akan mendukung program pemerintah untuk menaikkan konsumsi ikan nasional yang rendah. Selain itu, kampanye makan ikan merupakan salah satu upaya mendukung nelayan dan petani untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka,” tegas Jamaslin.
Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada 2014 lalu, konsumsi ikan nasional hanya mencapai 38 kilogram (kg) per kapita per tahun. Angka ini jauh di bawah negara tetangga seperti Malaysia yang sudah mencapai 70 kg dan Jepang 140 kg per kapita per tahun. Di 2019, pemerintah menargetkan konsumsi ikan nasional per kapita per tahun bisa mencapai 50 kg.
sumber: metrotvnews.com