TOTABUAN.CO — Batu giok 20 ton yang ditemukan di Beutong Ateuh, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, lebih banyak kandungan koralnya. Dari 20 ton berat batu, hanya 200 kilogram bertali air yang memiliki harga jual tinggi.
Sekretaris Jenderal Komunitas Pecinta Batu Alam (KPBA) Aceh Hendro Koto mengatakan, bila benar 200 kilogram itu bertali air, harga jualnya bisa mencapai antara Rp 60 juta hingga Rp 100 juta per kilogramnya.
“Itu kalau semua bertali air 200 kilogram, harganya mahal, giok itu termasuk idocrase neon,” kata Hendro Koto kepada wartawan di Banda Aceh, Kamis (2/4).
Tali air yang dimaksud adalah batu giok yang tidak mengandung gapah atau koral. Giok yang bertali air biasa bening dan sudah mengkristal, dan inti dari bebatuan giok, tentunya tingkat kejernihannya tinggi.
Satu kilogram giok jenis idocrase neon bisa mendapatkan batu cincin berdimensi jumbo 3 x 2 sentimeter dengan tinggi 1 sentimeter sebanyak 50 biji cincin. Harganya pun relatif tinggi bisa mencapai Rp 50 juta per cincin.
“Kalau memang benar-benar bertali air, bisa saja harganya di atas Rp 250 juta per kilogramnya, seperti yang sudah pernah terjual, namun belum tau yang 200 kilogram itu, perkiraan rata-rata harga Rp 60 juta hingga Rp 100 juta,” jelasnya.
Katanya, mahalnya giok super idocrase neon ini disebabkan kelangkaannya dan juga tingkat kesulitan memperolehnya. Dia mencontohkan, dari 20 ton didapatkan giok, hanya 200 kilogram terdapat yang super.
“Ini kan hanya 1 persen saja dari giok 20 ton yang ditemukannya,” imbuhnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Nagan Raya, Saiful Kamal mengatakan giok 20 ton tersebut banyak terdapat koral dan kulit. Sehingga hanya 200 kilogram terdapat giok idocrase yang bertali air, selebihnya tidak dapat digunakan.
“Iya hanya 200 kilogram yang bertali air,” jelasnya.
Giok 200 kilogram tersebut saat ini disimpan di rumah dinas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nagan Raya. Giok itu dalam pengawasan Dinas Pertambangan dan Energi Nagan Raya.
sumber : merdeka.com