TOTABUAN.CO – Putra keenam Abu Jibriel, Ridwan Abdul Hayyie, tewas dalam pertempuran di Suriah, kemarin. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut hal itu risiko yang diterima bagi mereka yang ikut berperang.
“Ya itu risiko, siapa yang mau ikut perang, risikonya kena peluru kan,” kata JK di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (27/3/2015).
Ridwan pertama kali datang dan bergabung dengan ISIS pertengahan Juli silam. Bersama sembilan temannya, Ridwan berangkat sebagai relawan kemanusiaan Majelis Mujahidin.
Ada banyak WNI keluar dan masuk ke Suriah. Namun, pemerintah tak punya angka pasti jumlah WNI yang ada di negeri Syam itu. “Belum tahu berapa, laporannya sih sekitar 200, ada yang mengatakan 300. Namanya (juga) kira-kira,” jelas JK.
Dilansir Arrahmah.com, Ridwan lahir 16 Juni 1993. Setahun setelah menamatkan pendidikan di Pesantren Tahfidzul Quran Isykarima, Karangpandan, Solo, Jawa Tengah, dia berjihad ke Suriah sebagai relawan kemanusiaan Majelis Mujahidin. Bersama sembilan orang temannya, pada pertengahan Juli 2014, Ridwan menginjakkan kaki di Bumi Jihad Syam.
Selama di sana, hari-hari jihad dilalui bersama pengungsi di Idlib dan bertempur melawan pasukan Syi’ah. Kamis 26 Maret, dalam pertempuran dengan tentara Bashar Asad di Provinsi Idlib, Suriah Timur, warga negara Indonesia itu berada di garis terdepan. Setelah dihujani tembakan tank, ia akhirnya tewas.
sumber: metrotvnews.com