TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Pemkot Kotamobagu terus melakukan percepatan penerapan untuk menunjang tahun Investasi di Kotamobagu. Pola penerapan yang diambil Walikota Kotamobagu Tatong Bara, diharapkan menguba paradigma birokrasi dengan perkembangan penerapan paket kebijakan ekonomi.
Implementasi paket kebijakan ekonomi pada tahun investasi di Kotamobagu, perlu ditunjang dengan sumber daya manusia (SDM) aparatur sebagai motor penggerak reformasi birokrasi.
“Kami akan evaluasi, bagaimana kondisi SDM aparatur, kelembagaan serta business process penyelenggaraan pelayanan publik. Sejauhmana efektivitasnya,” kata Sekretaris Kotamobagu Tahlis Gallang saat membuka pelatihan terhadapSDM aparatur dan pelaku usaha guna peningkatan pelayanan investasi di restoran Lembah Bening Kamis 2 Februari 2017.
Demikian juga kata Tahlis dengan pelayanan publik di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP). Apakah pelayanannya benar-benar satu pintu atau seperti apa. “Jangan sampai kebijakan hanya berhenti di atas kertas,” katanya.
Tahlis menegaskan, dari sisi pelayanan publik sebagaimana diatur dalam UU Pelayanan Publik. Sejatinya birokrasi dimanapun dihadapkan pada permasalahan klasik, antara lain masih terjebak pada aturan (rule based) sehingga kesannya kaku.
“Padahal untuk merespon dinamika masyarakat serta perkembangan ekonomi dan investasi, birokrasi sekarang harus berorientasi kepada kinerja, bahkan harus mulai mengarah kepada birokrasi yang dinamis,” kata Tahlis.
Mantan Sekda Bolsel ini juga mengatakan, untuk menunjang program tahun investasi, diharapkan para pelaku usaha ini sudah mengerti dan dapat memanfaatkan bantuan yang diberikan oleh pemkot.
“Tujuannya agar dapat menarik investor dari luar yang bisa masuk ke daerah kita. Saat ini banyak sekali bantuan dan pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kepada para pra pelaku usaha yang ada. Tinggal bagaimana dari para pelaku usaha menggunakan dan memanfaatkan peluang tersebut,” tuturnya.
Kepala KPTSP Kotamobagu Noval Manoppo mengatakan, tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk perubahan paradigma dan perilaku budaya birokrasi dalam pelayanan investasi. Noval mencontohkan, pandangan terhadap pemberdayaan dan pengembangan UMKM serta promosi usaha lokal. “Memberi informasi tentang pelayanan investasi dan perizinan di Kotamobagu. Tentunya banyak manfaat yang nantinya akan didapatkan dalam kegiatan ini, antara lain ASN Kotamobagu dapat memiliki inovasi, sehingga lebih responsif dan pro aktif dalam pelayanan investasi,” kata Noval.
Penulis: Nanang
Editor: Hasdy