TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU —Ratusan pedagang Kotamobagu, mengamuk di kantor Disperindagkop dan UKM, Jumat (1/6/2018) sekitar pukul 23.00 Wita.
Ratusan pedagang mendatangi kantor Dinas Disperindagkop dan UKM, karena tak mendapat lapak di Pasar Senggol Poyowa Kecil.
“Saya sudah datang sejak kemarin mendaftar, namun nama saya tidak ada,” ujar Sri Marwanti Ali, warga Gogagomanndengan nada emosi.
Sri mengungkapkan, Dinas Disperindagkop dan UKM, meminta KTP kepada seluruh pedagang, namun hanya sebagian mendapat lapak. Pada hal waktu lalu semua kebagian tempat di pasar Senggol.
Lanjut dia, sosialisasi yang disampaikan Dinas Perindagkop dan UKM, akan diperioritas untuk pedagang lokal, namun kenyataannya lain di lapangan.
“Ada 350 lapak yang disediakan di lokasi Pasar Senggol Poyowa Kecil,” ujar dia lagi.
Nurjana Zakaria (54), asal Manado, harus kembali, karena tidak dapat lapak di Pasar Senggol.
Dia mengaku selama dua hari di Kotamobagu menungguh antrian. Berjam-jam berada di Kantor Disperindagkop namun tak ada panggilan.
“Tahun lalu saya dapat, tahun ini tidak,” ujar Nurjana.
Terbongkar, harga lapak yang hanya dibayar 287 ribu rupiah, kini sudah mencapai 1.5 juta rupiah.
Sayangnya saat para pedagang mengamuk, para pegawai di Disperindagkop sudah tidak berada di kantor.
Penulis: Hasdy