TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Proyek pembangunan Command Center yang berlokasi di halaman Polres Kotamobagu kembali menyita perhatian publik. Hingga memasuki pertengahan November, progres pembangunan fasilitas yang digadang-gadang menjadi pusat kendali informasi daerah itu baru mencapai sekitar 40 persen, jauh dari ekspektasi mengingat pekerjaan telah berlangsung sejak Juni lalu.
Padahal, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4,1 miliar, dan menunjuk CV Lentera Hidup sebagai kontraktor pelaksana. Namun, kondisi lapangan dinilai belum mencerminkan nilai proyek yang cukup besar tersebut.
Situasi ini memunculkan kekhawatiran serius. Banyak pihak mulai mengaitkan lambatnya progres dengan dua proyek pembangunan Polsek—di Kotamobagu Utara dan Kotamobagu Selatan—yang sebelumnya mangkrak dan gagal diselesaikan tepat waktu.
Jika dalam waktu dekat tidak ada percepatan signifikan, proyek Command Center dikhawatirkan akan menambah daftar pekerjaan yang tak tuntas di tahun ini. Tekanan publik pun meningkat, mendesak pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi tegas terhadap kontraktor.
Kepala Dinas PUPR Kotamobagu, Claudi Mokodongan, tak menampik lambatnya progres pekerjaan tersebut. Ia menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pengawasan intensif terhadap perkembangan proyek.
Berdasarkan laporan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), progres pekerjaan disebut sudah berada di angka 40-an persen atau mendekati 50 persen.
“Tentu ini terus menjadi atensi kita untuk mengingatkan pihak kontraktor agar memacu proses pekerjaan,” ujar Claudi Sabtu (15/11).
Meski menekankan pentingnya percepatan, Claudi mengingatkan bahwa pekerjaan tidak boleh mengesampingkan kewajiban dasar, yaitu menjaga kualitas dan kuantitas pekerjaan sesuai spesifikasi.
Dengan waktu yang semakin sempit menuju akhir tahun, masyarakat berharap proyek Command Center dapat dikebut tanpa mengorbankan mutu, sehingga fasilitas modern ini segera bisa dimanfaatkan dan tidak bernasib sama seperti dua proyek Polsek yang sebelumnya gagal diselesaikan. (*)







