TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Sikap Walikota Kotamobagu Tatong Bara yang berencana menarik RKUD di Kas Bank SulutGo cabang Kota Kotamobagu dinilai terlalu gegabah. Apa terlebih penarikan itu hanya karena surat yang dilayangkan oleh Pemkab Bolmong soal rekrutmen karyawan.
Hal itu dikatakan politisi PDIP Kotamobagu Meydi Makalalag.
Menurutnya, jika alasan hanya karena persoalan menyangkut perekrutan pegawai di Bank SulutGo yang kurang melibatkan putra putri daerah, itu dinilai terlalu sempit.
“Saya pikir itu terlalu gegabah jika hanya alasan rekrutmen karyawan, sehingga Walikota Kotamobagu Tatong Bara berencana untuk mencabut RKUD di Bank SuutGo,” kata Meydi Selasa (17/7/2018).
Ketua DPC PDIP ini menilai, perekrutmen karyawan harus mengedepankan profesionalitas. Selain itu kemampuan juga harus di kedepankan.
Menydi mengatakan, jika selama ini pihak Bank SulutGo tidak memaksimalkan pelayanan kepada pemerintah maupun masyarakat, termasuk deviden, sah-sah saja untuk menarik RKUD di Bank SulutGo.
“Kalau selama ini pihak Bank SulutGo tidak memaksimalkan pelayanan, atau soal deviden ke pemerintah, tentu kami mendukung. Tapi kalau soal rekrutmen karyawan, saya pikir itu terlalu jauh kita masuk ke dalam internal Bank SulutGo,” kata dia.
Untuk penarikan RKUD dari Bank Sulut kata Meydi, tentu harus ada persetujuan dari DPRD. Saat ini kursi Ketua DPRD, masih akan terjadi pergantian seiring berpindahnya Ahmad Sabir ke partai lain. Sehingga perlu adanya kesamaan persepsi diantara para pimpinan dan anggota DPRD.
Diketahui Pemkot Kotamobagu sendiri telah menerima surat dari Pemkab Bolmong terkait permintaan dukungan digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa terhadap sejumlah pemegang saham di Bank SulutGO. Surat tersebut sudah direspon.
Walikota Kotamobagu Tatong Bara menyampaikan, pemerintah bersama DPRD sudah beberapa kali melakukan pemanggilan terhadap jajaran Direksi Bank SulutGo untuk meminta penjelasan terkait sistem yang ada di Bank SulutGo. Terutama menyangkut perekrutan pegawai yang cenderung tidak melibatkan putra putri daerah.
Penulis: Hasdy