TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU–Musim pancaroba kurun waktu delapan bulan mulai Januari hingga September tahun 2016 berdampak pada peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Kotamobagu. Dari data yang dihimpun di Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu, dari Januari hingga September, terjadi 170 kasus DBD yang muncul.
“Dari data yang kita kumpulkan, sejak bulan Januari hingga bulan September ada sekitar 170 kasus DBD. Ini tersebar hamper merata di seluruh wilayah Kota Kotamobagu,” ungkap Kepala Bidang Promosi Kesehatan (Promkes) Dinkes Pemkot, Dahlan Mokodompit, Rabu (21/9).
Dahlan menambahkan, angka kasus DBD di tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan musim di tahun 2016 yang condong berubah-ubah.
“Kalau tahun lalu kan didominasi oleh musim panas. Nah, tahun ini berubah-ubah. Kadang hujan, kadang pula panas. Selain itu juga pencegahan terhadap DBD di tingkat masyarakat tidak berjalan optimal. Sehingga, dari tahun sebelumnya hanya sekitar 105 kasus, kini sudah mencapai 170 kasus,” ungkap Dahlan.
Dahlan pun mengajak warga Kotamobagu untuk terus menggalakkan pencegahan dengan 3 M plus.
“Masyarakat hanya perlu menegakkan 3M plus yakni menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Kedua, menutup tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi dan toren air. Ketiga, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD,” tutup Dahlan.(Mg2)