TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Inovasi menuju smart city terus dilakukan pemerinta kota(Pemkot) Kotamobagu. Data center yang dibangun dengan anggaran hampir 10 miliar itu, tampak sudah mulai terlihat. Mulai pemasangan Tracking dan Closed Circuit Television (CCTV) di sejumlah titik rawan pelanggaran lalu lintas, serta memantau terjadi kriminalitas dan bencana.
Menurut Kadis Infokom Kotamobagu Yani Umar, Kota Kotamobagu kini memiliki fasilitas Command Center atau ruang kendali darurat untuk mengatasi segala permasalahan yang terjadi dengan cepat. Di mana kata Yani, semua SKPD dilibatkan, guna merespon laporan.
Yanni mengatakan, Walikota Kotamobagu Tatong Bara sangat menginginkan adanya command center. Dinas-dinas tersebut akan disinergikan dalam satu ruangan untuk menerima laporan masyarakat dan memantau kondisi kota selama 24 jam.
Yani menjelaskkan untuk ruang Command Center itu berada di samping kantor dinas infokom lantai lantai 2. Ruangan tersebut dilengkapi fasilitas beberapa layar pantau untuk monitoring kondisi kota. Selain itu, sistem aplikasi penanganan laporan juga memudahkan petugas untuk menindaklanjuti setiap aduan warga.
“Ibu Wali kota berharap para petugas yang bersiaga di ruang command center bisa melakukannya dengan sigap dan cepat dalam melanjutkan informasi dari masyarakat yang melapor,” ujarnya.
Yanni menambahkan tak hanya menindaklanjuti laporan, Walikota juga mengimbau kepada petugas yang bertugas segera menyiarkan melalui media sosial agar warga lainnya bisa mengetahui.
Ia mencontohkan, jika ada genangan air di titik tertentu untuk segera laporkan ke instansi terkait dan segera informasikan melalui media sosial agar tidak membahayakan pengguna jalan.
Keberadaan Command Center cukup vital untuk sebuah design kota yang kompleks dengan berbagai permasalahannya. Sebagai ibukota calon provinsi lanjutnya, harus bisa mendapatkan informasi akurat, cepat dan benar sehingga akan bisa mengeluarkan solusi.
“Command center ini mata, telinga, kaki, tangan. Jadi dari keluhan yang masuk segera dicarikan solusi dengan cepat,” katanya.
Sambil memantau kondisi di lapangan melalui layar monitor, data di BCC yang juga difungsikan sebagai bank data Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kotamobagu.
“Kita memulai cara baru untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik. Nah, dengan adanya command center ini, kita menggunakan teknologi untuk mengetahui permasalahan dan informasi dengan lebih cepat, kemudian mengambil keputusan lebih cepat sehingga warga bisa terlayani dengan baik,” jelasnya.
Kecanggihan Command Center
Pemantauan puluhan CCTV canggih di BCC didukung oleh sistem yang disebut Intelligent Operations Center (IOC), yang memudahkan operator dalam mengawasi kondisi kota. “IOC ini sebuah system yang secara otomatis akan melihat notifikasi secara otomatis apabila terjadi pelanggaran. Misalnya ada pedagang kaki lima di daerah terlarang bisa ternotifikasi secara otomatis, hingga bisa diketahui oleh operator tanpa melototi terus CCTV. Jadi ada alertisasi sendiri yang bisa kita rancang sedemikian rupa.
Setelah muncul notifikasi, SKPD terkait akan menindaklanjuti untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Sistem itu juga didukung dengan GPS Tracking yang dipasang di mobil-mobil operasional pemerintah. Software GPS Tracking sudah dirancang sedemikian rupa sehingga bisa diakses oleh anak sekolah dan masyarakat. Dengan software itu, masyarakat bisa mengetahui pergerakan bus dari halte ke halte.
Tugas operator adalah memantau situasi dan kondisi di kota, tidak hanya melalui CCTV tapi juga social media. Apalagi di era smartphone ini, masyarakat sudah terbiasa melaporkan setiap kejadian yang dialami atau ditemui setiap harinya.
Di BCC juga sudah terpasang panic button, yang nantinya bisa digunakan masyarakat jika mengalami kejadian darurat seperti tindak kriminal atau kecelakaan.
Menuju Smart City
Command center adalah langkah Walikota Kotamobagu Tatong Bara untuk mewujudkan smart city. Fasilitas ini baru pertama kali ada Bolaang Mongondow Raya.
Command Center ini merupakan tahap pertama menuju smart city. Masih ada dua tahap lainnya yang akan dilakukan . Tahap satu itu yang dasar dulu, masalah lalu lintas dan yang dulu. Tahap dua, SKPD harus punya sistem smart city juga yang canggih. Sampai nanti tahap tiga yang final. Harapannya di akhir 2017, Kotamobagu sudah sempurna secara teknologi.
Tatong membayangkan nantinya masyarakat bisa mengakses layanan publik cukup melalui telepon selular tidak perlu datang ke tempat pengaduan masyarakat. Menurut Tatong, teknologi memegang peranan penting dalam mewujudkan kota cerdas.
“Saya percaya bahwa teknologi dapat membantu kita semua untuk membangun pemerintahan yang lebih baik. Teknologi dapat membantu pemerintah untuk berinteraksi dengan masyarakatnya tanpa batas. Teknologi juga dapat membantu pemerintah untuk mengontrol jalannya birokrasi,” katanya.
Penulis: Hasdy