TOTABUAN.CO BOLMONG—Kinerja Kapolres Bolaang Mongondow AKBP William Simanjuntak dalam menangani konflik di wilayah Dumoga dinilai lemah. Bahkan atas kelailaian dalam menangani perkara, berbuntut bentrok dua kelompok massa yang mengakibatkan satu nyawa melayang.
Bentrok dua kelompok masa dari Desa Tambun dan Imandi Kecamatan Dumuga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) mengakibatkan satu orang tewas. Bentrok dipicu karena lambatnya penanganan kasus penikaman warga Imandi yang terjadi Minggu (27/9) lalu.
“Ini akibat lambatnya penanganan yang ditangani pihak Kepolisian. Bahkan pelaku yang berhasil ditangkap malah dilepas. Kami curiga sudah terjadi sogok dalam kasus ini,” kata Jhon Saroinsong warga Imandi Jumat (2/10).
Saling serang antar kedua kelompok massa terjadi Kamis (2/10) sekitar pukul 23.00 wita. Satu warga dari Imandi tewas dengan sejumlah luka menganga di sekujur tubuh. Baku lempar diperbatasan di dua desa itu tak terelakan. Aparat dari Polres yang turun di lokasi langsung membuat blokade untuk meredam aksi saling lempar.
Jumat (2/10) keesokkan harinya, bentrok kembali pecah. Dua kelompok massa saling serang di wilayah perkebunan batas wilayah dua desa itu.
Jhon mengatakan, penanganan kasus penikaman yang dilakukan pihak Polsek sungguh sangat tidak profesional. Sehingga buntut dari bentrok dua kelompok massa ini akibat ketidak profesionalitasnya penyidikan aparat kepolisian.
“Kan aneh, kenapa pelaku penikaman malah dilepas. Ini yang menimbulkan emosi warga Imandi,” kata Jhon.
Sehingga dia meminta Kapolda Sulut untuk segera turun ke lokasi. Bahkan segera melakukan evaluasi kinerja Kapolres Bolmong AKBP Williuam Simanjutak, bila perlu dicopot dari jabatan, pungasknya. (Has)