TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Investigasi terbaru terkait dugaan royalti jasa pengamanan dari tiga bandar judi toto gelap (Togel) yang beroperasi di Kotamobagu terus didapat, menyusul royalti yang diduga diterima oknum perwira Polres Bolaang Mongondow (Bolmong). Konon, tiga bandar togel itu, wajib menyetor uang ‘jasa pengamanan’ tanpa harus menugguh kupon laku terjual habis alias setor di muka.
“Begitu praktiknya. Bos saya dan bandar-bandar lain sudah disuruh setor lebih dulu, sebelum jualan (kupon). Penjualan kupon minggu ini, misalnya. Setorannya sudah lebih dulu dijemput, dan kalau tidak salah itu pada hari malam minggu (maksudnya hari Sabtu, red) lalu,” ungkap salah satu sumber terpercaya Selasa (15/09).
Pria yang meminta terus dirahasiakan namanya itu menambahkan, dirinya tercatat sebagai pengecer di bawah salah satu bandar besar togel di Kotamobagu.
Bahkan secara terbuka dia mengatakan, jika aliran dana segar dari para bandar togel, itu masuk ke kantong-kantong pribadi sejumlah oknum perwira di Polres Bolmong.
“Betul itu, saya tahu persis kalau mereka ada terima (setoran) itu,” cetusnya.
Tidak segan-segan juga ia menyebut identitas salah satu oknum perwira di Polres Bolmong yang menerima “jasa keamanan” itu.
“Kalau tidak salah oknum anggota Polisi itu masih mudah,” kata sumber.
“Saya yakin wartawan pasti kenal siapa oknum perwira di polres itu,” tambah dia lagi.
Terpisah Ketua LITPKRI (Lembaga Investigasi Tindak Pidana Korupsi Republik Indonesia) Cabang Bolmong Raya, Yakin Paputungan mengatakan, pernyataan Kapolres Bolmong AKBP William Simanjuntak, terkait sulitnya mengatasi maraknya peredaran judi togel di Kotamobagu, sama sulit dengan menangkap ayam, itu menunjukkan kelemahan dia sebagai seorang pemimpin.
“Inikan aneh kalau Kapolres menyatakan sulit mengatasi peredaran judi togel di Kotamobagu. Itu sama saja menunjukan kelemahan dia sebagai Kapolres,” sindir Yakin.
Itu lanjut Yakin seperti menyerah pada keadaan.
“Lemah kalau begitu,” sebutnya. (Has)