TOTABUAN.CO — Thaiya Princetta Spurill-Smith sempat dirawat di rumah sakit selama satu minggu dengan memakai alat bantu kehidupan. Namun, bocah perempuan berusia 2 tahun itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir, Senin (8/12/2014).
Dia mengalami koma setelah dipukul oleh ayah tirinya. Selama ini, Thaiya dikenal sebagai anak baik yang senang dengan musik dan juga dansa.
“Tidak ada lagi tangisan dan tidak ada lagi pemukulan serta kasus di pengadilan,” kata pendeta di dalam acara pemakaman Thaiyya.
Thaiyya harus menggunakan alat bantu kehidupan sebelum akhirnya dilepaskan dari alat itu pada 19 November lalu. Thaiyya dipukul oleh ayah tirinya, David Adams pada 12 November lalu. David memukul Thaiyya berulang kali karena anak tirinya itu tidak mau berhenti menangis.
David (25 tahun) didakwa melakukan pembunuhan setelah tim medis membeberkan penyebab kematian Thaiyya. Bayi 2 tahun itu langsung dinyatakan mengalami ‘mati otak’ dua hari setelah dipukul oleh ayah tirinya.
Dia tetap ‘hidup’ karena orangtuanya berdebat tentang donasi organ tubuh Thaiyya. Sang ibu bersikeras untuk mendonasikan organ tubuh Thaiyya. Namun, ayah kandungnya, Terrel Smith menolak dan mengajukan kasus ini ke pengadilan.
Pengadilan akhirnya mengabulkan permintaan Terrel. Tidak lama setelah ada keputusan itu, alat bantu kehidupan yang selama ini membuat Thaiyya tetap hidup, dicabut.
sumber : suara.com