TOTABUAN.CO — Diduga stres karena istrinya kabur dan sudah melayangkan gugatan cerai, Sapri, 32, warga Dusun IV Desa Pematang Jering, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, membakar rumah ibunya Wagini, 62, Minggu (9/11) sekitar pukul 22.00 WIB.
Informasi dihimpun, sejak sekitar sembilan lalu, istri Sapri, Juliani, 33, pergi meninggalkan rumah dan pulang ke rumah orangtuanya di Desa Tanah Merah, Kecamatan Air Putih. Kemudian, Juliani mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Batubara.
Kemarin, sebelum kejadian, Sapri datang ke rumah ibunya dan meminta Wagini mendatangi Juliani dan membujuknya supaya mau pulang dan mereka kembali bersatu.
Tidak tahu persisnya, tiba-tiba Sapri mengamuk dan mengambil minyak lampu. Kemudian menyiramkan minyak ke tilam tempat tidur dan selanjutnya menyulutkan api mancir yang dipegangnya. Seketika, api membara dan membakar bagian bangunan rumah lainnya hingga membesar, dan sulit dipadamkan warga yang datang berusaha membantu memadamkan api.
Tapi karena kondisi rumah semi permanen, warga kesulitan memadamkan api, hingga akhirnya rumah Wagini ludes terbakar.
Wagini yang tidak terima dengan ulah putranya, dengan ditemani warga membuat laporan ke Polsek Indrapura. Menerima laporan Wagini, personel Polsek Indrapura menangkap Sapri tidak lama setelah kejadian tidak jauh dari rumah ibunya.
Kapolres Batubara AKBP JP Sinaga SIK, melalui Kapolsek Indrapura AKP JH Tarigan membenarkan peristiwa itu. Dia menuturkan, aksi nekat Sepri dipicu rasa cemburu terhadap istrinya yang kabur dan pulang ke rumah orangtuanya.
“Tersangka yang tidak memiliki pekerjaan tetap itu berusaha membujuk istrinya untuk rujuk lagi. Tapi usahanya tidak berhasil, sehingga melakukan tindakan nekat. Tidak ada korban jiwa atas kejadian itu, namun kerugian ditaksir mencapai Rp 70 juta,” kata Tarigan.
sumber : jpnn.com