TOTABUAN.CO-Kapolda Kalimantan Barat (Kalbar) Brigjen Arief Sulistyo mengatakan, selama ini Briptu Petrus Bakus, anggota yang memutilasi dua anak kandungnya, berperilaku baik dan tidak memiliki kepribadian yang aneh. Ia bahkan terpilih menjadi pendamping calon bupati dalam pilkada lalu.
“Waktu Pilkada Melawi, yang bersangkutan terpilih menjadi pendamping salah satu calon bupati karena fisiknya bagus. Hanya dalam perkembangan lalu ada kondisi kejiwaan begini, ini kan di luar pengetahuan kami,” kata Arief di Nanga Pinoh, Melawi, Kalbar, Sabtu (27/2/2016).
Namun, Arief menyatakan jika Bakus mengakui pembunuhan itu dilakukannya dalam keadaan sadar setelah mendapat bisikan. Keterangan Bakus itu masih akan dipastikan seiring pengumpulan barang bukti.
“Dia mendapat bisikan untuk melakukan itu semua, sehingga dia mengakui melakukan itu dalam keadaan sadar,” kata dia.
Untuk itu, Polda Kalimantan Barat bersiap memeriksa kondisi kejiwaan Bakus. Tim gabungan yang terdiri dari Tim Inafis dan dokter forensik yang dipimpin oleh Wadireskrimum Polda Kalbar akan bekerja dalam pemeriksaan tersebut.
Saat ini, tim forensik mengautopsi korban yang hasilnya akan menjadi alat bukti. Sementara, Tim Inafis sedang mengolah TKP dengan tim penyidik, termasuk memeriksa saksi-saksi.
“Kondisi tersangka sehat, tapi bicaranya meracau dan tidak menjadi dirinya sendiri, karena dia menganggap apa yang dilakukannya itu perintah dari Tuhan,” kata Arief.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Arianto menyatakan, Bakus diduga mengalami skizofrenia hingga tega membunuh dua anak kandungnya, Febian (5) dan Amora (3), sekitar pukul 24.00 WIB, Kamis (25/2) di Asrama Polres Melawi.
“Menurut keterangan istrinya, sejak seminggu ini suaminya sering marah-marah sendiri di rumah seperti ada makhluk halus yang mendatangi, dan bercerita sering mendapat bisikan,” ungkap Arianto.
Sumber:liputan6.com