TOTABUAN.CO — Di tengah keramaian saat pesta rakyat di Monumen Nasional, ada saja oknum-oknum tak bertanggungjawab memanfaatkan situasi untuk berbuat kejahatan. Salah satunya adalah aksi percobaan pencopetan yang dilakukan seorang pemuda. Aksi itu kepergok seorang perwira Brigadir Mobil Pelopor Mabes Polri Iptu Sapto Artadi.
Pria dengan pangkat dua balok kuning di pundaknya itu mengaku, awalnya banyak laporan yang masuk ke Posko soal kehilangan barang karena dicopet. Sapto pun lantas bergerak setelah menerima laporan seorang perempuan. “Saya dapat laporan ada seorang warga tasnya sudah sobek,” kata Sapto di Posko di Monas, kepada wartawan.
Lantas, Sapto pun mencoba bergerak. Ia lalu menguntit di rombongan sebuah permainan rakyat di Monas. Di situ ia mendapati seseorang yang terpantau gerak geriknya mencurigakan.
“Setelah itu saya pantau ada satu orang yang tidak jelas tujuannya, setiap berdesakan melihat-lihat tas orang. Tapi, saya waktu itu belum berani menangkap karena belum melihatnya langsung,” katanya.
Kemudian, ketika pria itu hendak ikut berdesakan mengantre makanan, Sapto yang terus memantau gerak gerik pria itu menaruh curiga. “Dia ikut berdesakan, begitu masuk dia mulai nyari mangsa saya ikut masuk, ternyata dia mulai masukkan tangannya ke saku orang langsung saya tangkap,” katanya.
Akhirnya, terduga copet itu pun tertangkap tangan saat hendak menjalankan aksinya. “Tertangkap tangan, dia memasukkan di saku depan celana jeans seorang perempuan,” katanya.
Setelah itu, Sapto membawa terduga ke posko untuk diinterogasi. Kepada polisi, kata Sapto, awalnya pelaku berkelit. “Biasanya ndak ngaku. Tapi, posisi tangan sudah disaku makanya saya berani nangkap,” ungkapnya.
Akhirnya, sang pelaku pun di hadapan polisi mengaku hendak mencopet. Pelaku akan diserahkan ke Pos Polisi di Monas untuk proses selanjutnya. “Nanti akan kita laporkan,” paparnya.
Lebih jauh Sapto mengatakan, untuk hari ini saja sudah ada lima orang yang melapor kena copet. Namun, belum bisa dipastikan apakah itu ada kaitannya dengan pelaku atau tidak.
sumber : jpnn.com