TOTABUAN.CO HUKRIM – Sejumlah oknum pengelolah Pertambangan Tanpa Izin (PETI) yang berada di wilayah pertambangan Sondana dan Potolo, Desa Tanoyan Selatan, Kecamatan Lolayan lari tunggang langgang setelah mengetahui kedatangan polisi Jumat (3/11). Bahkan informasi keberadaan warga Negara China yang mengelolah lokasi tambang tersebut, juga tidak berada di tempat saat kedatangan aparat.
“Saat kita tiba, lokasi sudah sepi. Para pekerja yang ada di lokasi sudah melarikan diri,” ujar Kasar Reskrim Polres Bolmong AKP Hanny Lukas.
Beberapa tempat saat diperiksa sudah kosong. Mereka hanya meninggalkan peralatan kerja mereka. Hanny sendiri belum mau menjelaskan secara jauh soal informasi keberadaan warga China di lokasi tersebut.
“Yang pasti saat kita tiba di lokasi, tidak ada warga Negara China,” paparnya.
Sebelumnya, terindikasi di mana pengelolaan tambang emas tersebut dikelolah perusahaan dari Jakarta.
“Saya dapat informasi perusahaan yang masuk ke lokasi Sondana dari China bernaung pada PT Zhongchin Mineral,” ujar tokoh pemuda Tanoyan Nasir Ganggai.
Untuk di lokasi tambang Potolo juga terdapat aktivitas kegiatan rep siram dengan luas bak seperti ukuran lapangan sepakbola. Menurut sejumlah warga, kegiatan tersebut berada di wilayah kawasan hutan lindung.
“Itu masuk kawasan hutan lindung tapi ada kegiatan rep siram. Luasnya sekira ukuran lapangan sepakbola. Ada alat berat dan tiga orang warga negara asing (WNA) dari China di sana,” kata Juan warga yang berkebun di lokasi Potolo.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bolmong, Moh Yudha Rantung saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Polda Sulut terkait kegiatan rep siram di Lokasi Sondana dan Potolo.(**)