TOTABUAN.CO — Nyaman jadi alasan kedua pasangan lesbi pemetik pencurian kendaraan bermotor (curanmor), Windha dan Nikitha hidup bersama selama bertahun-tahun di kosan mereka daerah Kuningan, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah.
“Saya suka sama Nikita. Karena kalau sama Nikita nyaman,” kata Windha saat gelar kasus curanmor di Mapolrestabes Semarang Jalan Dr Soetomo, Kota Semarang, Jumat (12/12).
Kedua pasangan lesbi yang hanya lulusan SMP itu adalah Windha Ana Carisca (23) warga Kebonharjo RT. 03 RW VII, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara dan Nikhita Ana Intania Bramasto (18) warga Brumbungan Tom 32 RT.09 RW IV, Kelurahan Gabahan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang.
Saat digelandang keduanya tampak tertunduk malu dan menyembunyikan kedua wajah mereka. Keduanya memeluk Aiptu Janadi, salah satu anggota, pimpinan Unit Resmob Polrestabes Semarang usai digelandang keluar dari mobil untuk menjalani gelar perkara ekspose yang dihadiri wartawan dari berbagai jenis media cetak, elektronik dan online.
Sosok Nikitha berparas manis, dengan rambutnya panjang. Sementara pasangannya, Windha, adalah perempuan tomboi. Lagaknya seperti pria, berambut pendek dengan banyak tato di punggung hingga lengan dan tangannya.
Di kosan, keduanya hidup bersama selama 4 tahun. Kemudian berkenalan dengan dua residivis curanmor dan pelaku spesialis pembobolan rumah kosong, Dimas Enggal Saputra alias Menyeng warga Kebonharjo RT. 09 RW V, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara dan Agus Sutriyono alias Pono alias Jebret.
Meski keduanya asli Semarang, tetapi dirinya hidup terpisah dari keluarganya masing-masing. Nampaknya selain mencari kenyamanan, status keduanya yang hanya lulusan SMP dan tidak bekerja itulah membuat mereka nekad belajar menjadi pemetik curanmor dari Dimas, yang juga merupakan teman bermain keduanya selama bergaul di dunia malam Kota Semarang.
“Saya kenal Nikitha sudah empat tahun. Kemudian hidup di kos-kosan bersama Nikitha. Pada tahun 2012 kenal sama Dimas,” terang Windha.
Selama masa pergaulan, kedua pasangan sesama jenis itu tidak memiliki penghasilan. Akhirnya mulai Oktober 2014 lalu sepasang lesbi ini terjun ke dunia kriminalitas sebagai pelaku curanmor. Salah satu alasannya karena kebutuhan ekonomi. Di dunia hitam itu keduanya jadi pasangan pemetik motor curian.
“Saya diajari Dimas nyuri motor pakai kunci T. Diajari Dimas, Dimas dikasih kunci T-nya sama Samuel. Saya sama Dimas kalau beraksi. Belum pernah sama Samuel,” ujarnya cekak.
Sosok Windha yang tomboi ini menjadi sorotan media saat gelar kasus. Sementara Nikita hanya tertunduk malu dan bungkam saat digelandang polisi masuk ke Lantai 2 ruang Unit Resmob Polrestabes Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut usai gelar perkara.
sumber : merdeka.com