TOTABUAN.CO — Nasib nahas menimpa Ricki Fitriyanto (34) warga Bukit Cemara Residen 9i, Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Wartawan Radar Semarang-Jawa Pos Group itu dikeroyok dua mahasiswa Undip yang sedang mabuk.
Peristiwa itu terjadi usai dia pulang dari kantor redaksinya di Jalan Veteran Nomor 55 Kota Semarang, tepatnya samping Mapolda Jateng di Jalan Pahlawan.
Korban Ricki dikeroyok oleh dua mahasiswa di depan Pos Satpam Villa Tembalang, Bulusan, Tembalang Selasa (4/11) sekitar pukul 02.30 WIB. Korban kemudian melapor pukul 06.30 WIB di Polsek Tembalang, Kota Semarang.
Kedua mahasiswa pelaku pengeroyokan itu adalah Hary Kristian Barus (25) dan Anju Vrikles Harahap Laguboti (24). Keduanya merupakan mahasiswa semester 11 Fakultas Hukum Undip Semarang yang tinggal di Jalan Gondang Timur Nomor 2, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Akibat pengeroyokan tersebut korban Ricki yang akrab disapa dengan teman-temanya Ricki Gundul mengalami luka memar sekitar wajah yaitu bibir dan pipi, kaos robek-robek dan mobilnya mengalami pecah kaca pada bagian depannya.
Dari informasi yang dihimpun merdeka.com, kejadian bermula pada Selasa (4/11) sekitar pukul 02.15 WIB korban pulang dari kantor redaksi Radar Semarang-Jawa Pos melintas di Jalan Prof Sudarto Tembalang, depan Pom Bensin sekitar Kampus Undip Tembalang.
“Saat itu ada dua lelaki berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Supra. Mereka melawan arus sehingga saya membunyikan klakson karena kuatir kalau menabrak saya,” ungkap Riki saat ditemui merdeka.com di Mapolsek Tembalang di sela-sela melapor.
Tidak menepi dan menghentikan sepeda motornya, pelaku malah tidak terima dan mengejar korban Riki sampai ke Pos Satpam Villa Tembalang Jalan Bulusan Tembalang. Pelaku kemudian memukul korban dengan tangan kosong sehingga mengenai bibir dan pipi sehingga mengalami luka memar.
“Saya dipukuli dan ditarik-tarik kaos saya hingga robek-robek. Mereka berdua membabi buta karena dalam kondisi mabuk,” paparnya.
Korban pun sempat berteriak dan akhirnya beberapa warga sekitar perumahan keluar rumah dan satpam perumahan melaporkan kejadian itu. Korban dan kedua pelaku digelandang petugas polsek ke Mapolsek Tembalang.
“Kalau gak minta tolong saya bisa mati karena diuber pelaku sambil membawa paving untuk dipukulkan ke saya. Makanya saya langsung minta tolong ke warga dan satpam,” tuturnya.
Kemudian pelaku memukul kaca mobil dengan paving sehingga mobil korban mengalami retak. Korban kemudian melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Tembalang sekitar pukul 06.30 WIB. Laporan korban diterima oleh Aiptu Bambang SHN dan langsung disaksikan oleh Kapolsek Tembalang AKP Priyo Utomo SH, SIK.
Mendengar rekanya dikeroyok 2 mahasiswa Undip Semarang dalam kondisi mabuk, beberapa rekan korban satu kantor maupun seprofesi dengan korban mendatangi Mapolsek Tembalang untuk melihat kondisi korban. Suasana Mapolsek Tembalang yang awalnya sepi mendadak menjadi ramai pada pagi hari tadi.
Polisi awalnya sempat ingin menutup-nutupi pengeroyokan sebab hingga kini polisi enggan memberikan identitas pasti salah satu dari dua pelaku yang mengaku anak polisi itu. Bahkan, saat diperiksa sementara oleh polisi, salah satu pelaku memamerkan kartu anggota (KTA) anggota polisi milik ayahnya.
Saat ini, korban Riki dimintai keterangan untuk menjalani pemberkasan Berita Acara Perkara (BAP). Kedua pelaku juga masih ditahan di Mapolsek Tembalang karena masih dalam kondisi mabuk untuk dimintai keterangan terkait aksi pengeroyokan yang dilakukannya.
Kasus itu sampai siang ini masih ditangani oleh petugas Polsek Tembalang, Kota Semarang.
sumber : merdeka.com