TOTABUAN.CO — Aksi pemalakan yang dilakukan M Fadli (26), preman kampung di Jalan Kadir TKR, Lorong Terusan, Kelurahan 32 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang, terhenti sementara. Sebab, kaki kirinya ditembak polisi setelah melawan petugas saat ditangkap.
Tersangka dilaporkan karena kerap melakukan pemalakan terhadap warga. Teranyar, korbannya adalah Hasan (62), mandor bangunan yang sedang mengerjakan proyek di sekitar rumah tersangka akhir pekan lalu. Tak hanya memalak, tersangka juga menganiaya korban sehingga korban menderita luka bacok di tangan terkena sabetan parang.
Kasubdit III Ditreskrimum Polda Sumsel melalui Kanit I Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Antoni Hadi mengatakan, penangkapan ini berdasarkan laporan pemalakan dan pengeroyokan yang dibuat kerabat Hasan di Polresta Palembang. Saat diselidiki, sudah banyak laporan pemalakan yang dilakukan oleh tersangka kepada warga terutama kuli bangunan yang baru bekerja di sekitar rumah tersangka.
“Tersangka ditangkap kemarin sore. Dia terpaksa kita tembak karena mencoba melawan dengan menggunakan pisau. Pisaunya saat ini sudah kita amankan,” kata Antoni, Jumat (28/11).
Sementara tersangka Fadli mengaku setiap beraksi dia bersama adik kandungnya yang masih buron. Jika korban enggan memenuhi permintaannya, mereka tak segan melukai korban.
“Saya ini petugas keamanan (preman), mau cari duit,” ujarnya.
Sedangkan pengeroyokan terhadap mandor bangunan itu, dilakukan atas dasar balas dendam. Sebelumnya, tersangka dikeroyok korban dan pegawainya lantaran salah paham.
“Setiap ada orang baru, saya tanyakan identitas mereka. Tapi dia (korban) tak terima. Ribut, saya dikeroyok,” kata dia.
“Saya ajak adik saya balas dendam, kebetulan dia lewat sendirian, saya kapak di tangannya,” sambungnya.
sumber : merdeka.com