TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Kasus dugaan penyeludupan 23 ton beras bulog ke Makassar hingga kini terus diseriusi Polres Bolmong. Namun, pihak bulog membantah kalau beras yang diamankan itu untuk di bawah ke Makassar seperti yang diberitakan sebelumnya.
“Beras itu bukan dibawa ke Makassar. Tapi itu untuk disuplai ke wilayah Bolmong Raya. Itu untuk operasi pasar,”kata Kepala Bulog Subdivre Bolmong Jurhanmon Lalundo kepada wartawan Selasa (3/3/2015).
Bahkan dia tak menampik kalau salah satu pegawainya sudah diperiksa dan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka bersama dua orang yang diduga pembeli. Dia menjelaskan, ada mekanisem untuk perusahaan BUMN. Pertama kata Juhanmon, Bulog juga memiliki badan pemeriksa internal maupun pengawas dari pusat. Selain itu BPKP. Jadi tak ada yang diseludupkan, tambahnya.
Dia menjelaskan kalau beras tersebut bukan beras raskin. Tapi beras bulog yang akan dijual di pasar. Rencana penjualan beras ini sesuai dengan program pemerintah.
“Kalau beras Raskin sudah ada data tersendiri. Kalau untuk beras bulog itu dijual dengan harga Rp.6.900 rer kilogram. Kami tidak akan dijual keluar daerah, tapi untuk disuplay ke Bolmong Raya untuk melakukan operasi pasar yang saat ini menjadi program pokok,” teranganya.
Sebelumnya tim dari Reskrim Polres Bolmong berhasil mengamankan dua kendaraan truk yang bermuatan beras. Sebanyak 23 ton beras yang sudah dikemas dengan menggunakan karung putih polos diduga akan dijual ke Makassar. Tiga orang diamankan tim Reskrim untuk dilakukan pemeriksaan. (Pink)