TOTABUAN.CO — Bursa calon Kapolri hingga saat ini masih menjadi tanda tanya kendati berbagai nama mencuat ke publik tentang sosok yang paling tepat untuk memimpin institusi penegak hukum itu. Salah satunya, sosok Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri (Kalemdikpol), Komjen Budi Gunawan.
Menurut Pakar Hukum, Amin Zakaria, Budi merupakan sosok yang tepat untuk menggantikan Kapolri Jenderal Sutarman. Pasalnya, dengan perjalanan karir dan kapabilitasnya diatas rata-rata, dimana selalu berprestasi mulai dari Taruna Akpol, Kapolsek, Kapolres, Kapolda, dan Kadiv Propam, hingga menjadi Kalemdikpol. Hal ini bisa menjadi modal utama dalam merealisasikan visi misi Presiden Joko Widodo.
Selain itu, Budi juga dianggap memiliki modal kepribadian dan hubungan yang baik dengan senior-senior atau mampu berbaur bukan hanya dengan lingkup Polri tetapi juga TNI, dan ini tentunya akan menjadi nilai lebih dari sosok Budi, mengingat Kapolri yang baru harus mampu menjaga harmonisasi ini.
“Hal itu memberikan harapan yang baik, terutama dalam hal hubungan harmonis TNI dan Polri di masa depan. Jika Presiden Jokowi memilih Komjen Budi Gunawan sebagai calon Kapolri tunggal, tentu itu sangat memenuhi harapan masyarakat,” katanya kepada wartawan, Senin 29 Desember 2014.
Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, Amin meyakini peluang Budi untuk terpilih menjadi Kapolri cukup besar, bahkan proses uji kepatutan dan kelayakan di DPR juga akan mudah dilaluinya. Dengan komunikasi yang baik, kerendahan hati, serta visi untuk modernitas dan profesionalitas kepolisian tentunya, baik KMP maupun KIH di parlemen akan mendukungnya.
Amin berharap, siapapun yang terpilih menjadi Kapolri, tentunya harus mampu membawa perubahan bagi Polri. Mengingat saat ini citra kepolisian semakin terpuruk terlebih dengan insiden bentrokan yang kerap melanda. Selain itu, juga harus siap dalam menghadapi berbagai perubahan jaman, dari berbagai segi, baik itu ekonomi, sosial, politik, baik secara regional maupun global.
“Persepsi polisi pun makin buruk di mata masyarakat. Ada pula masalah orientasi militeristik dan cenderung berpihak pada kekuasaan dan cukong atau orang kaya. Konflik dengan TNI, kasus polisi yang terlibat narkoba dan bunuh diri adalah contoh rantai kegagalan polisi,” pungkasnya.
sumber : okezone.com