TOTABUAN.CO — Presiden Joko Widodo berjanji akan segera membebaskan aktivis, Eva Bande dari penjara. Hal tersebut disinggung Jokowi saat hadir di peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) se-Dunia, yang berpusat di Istana Yogyakarta, Selasa (9/12).
“Saya berharap sebelum Hari Ibu (22 Desember), Saudari Eva bebas berkumpul dengan suami dan keluarga,” ujar Jokowi, seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, Selasa (9/12).
Aktivis yang dimaksud itu bernama lengkap Eva Susanti Hanafi Bande, asal Palu, Sulawesi Tengah. Eva sudah menjalani hukuman 4 tahun penjara, menyusul aksinya membela para pengunjuk rasa di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Eva Bande merupakan aktivis yang aktif memperjuangkan hak petani, HAM, dan demokrasi sejak 1998. istri dari Moh Syafei yang dikaruniai tiga anak ini, divonis bersalah menghasut para petani pengunjuk rasa yang berujung pembakaran aset perusahaan milik PT KLS, di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Eva dan 2 aktivis petani, dituduh sebagai dalang dan pelaku pembakaran alat-alat berat pada kasus unjuk rasa tersebut. Eva sudah cukup lama mendekam di dalam penjara karena Mahkamah Agung (MA) menolak Kasasi yang diajukannya. MA melalui putusan No.1573/K/Pid/2011, 2 April 2013, menguatkan putusan Pengadilan Negeri Luwuk No.178/PID.B/2010/PN.Lwk, 12 November 2010, tuduhan Pasal 160 juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP, termasuk penghasutan.
Presiden Jokowi mengaku memperoleh informasi, bahwa Eva Bande telah menggerakkan petani yang melawan ketidakadilan. Saat ini, lanjut Presiden, Eva Bande dalam proses mengajukan permohonan grasi. “Saya sedang mempertimbangkan untuk mengabulkan permohonan grasi tersebut,” ujarnya.
Namun tentu saja, kata Presiden, grasi Eva Bande harus menunggu proses lebih lanjut, termasuk menunggu pertimbangan dari Mahkamah Agung. “Tetapi In Sya Allah pada peringatan Hari Ibu nanti Saudari Eva Bande moga-moga bisa bebas dan bisa berkumpul dengan suami serta putra-putrinya,” kata Jokowi.
sumber : jpnn.com