TOTABUAN.CO — Pembunuh balita Mathew Jason Simanjuntak hingga kini masih buron. Kartinah (23), Pembantu Rumah Tangga (PRT) keluarga pasutri Evelyn dan Janter itu, merupakan janda tiga anak yang keberadaannya masih diburu aparat kepolisian.
“Dari keterangan yang diberikan pacarnya, dia (pelaku) juga diketahui mempunyai watak keras karena suka mencakar wajah pacarnya kalau bertengkar,” ujar Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota, AKP Siswo, Kamis (23/10). Polisi sendiri baru memeriksa AM, kekasih pelaku.
Pertengkaran kecil yang terjadi akibat rasa cemburu, lanjut Siswo, bisa menjadi pertengkaran hebat bagi pasangan tersebut. Bahkan, tidak saja adu mulut, luapan emosi dengan kekerasan fisik kerap dilayangkan Kartinah.
Menurut Siswo, pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan pada beberapa saksi, baik pacar korban maupun nenek korban yang menghadirkan Kartinah sebagai PRT setelah mendapat rekomendasi dari AM.
Keterangan lain yang didapat adalah bahwa AM pertama kali bertemu dengan Kartinah di warung kopi di bilangan Jakarta Pusat. Saat pertemuan pertama kali itu lah, Kartinah hanya merupakan seorang penjual kopi dan meminta AM untuk mencarikannya pekerjaan.
Menerima keluhan dari pacarnya, AM tergerak hatinya untuk mencari pekerjaan dengan tawaran gaji yang lebih besar daripada menjadi penjual kopi. Akhirnya Kartinah bersedia menjadi PRT di Bekasi sesuai tawaran kekasihnya itu.
Dari keterangan tersebut, petugas kepolisian kemudian melakukan langkah awal pengejaran dengan cara melacak dari titik awal pertemuan AM dengan Kartinah.
“Langkah awal pelacakan dari sana selanjutnya saya yakin dapat segera ditangkap,” kata Siswo.
Kartinah diketahui bertemu terakhir dengan pacarnya pada Jumat (17/10) untuk mengeluhkan pekerjaannya. Tidak saja merasa kewalahan mengurus balita, terduga pelaku juga mengeluhkan sulitnya mengurus korban yang nakal dan kerap mencakar wajahnya.
Sejak pertemuan itu, lanjut Siswo, AM mengaku tidak pernah lagi berhubungan baik bertemu maupun melakukan kontak melalui sambungan telepon. Dengan adanya kasus kekerasan kepada anak di bawah umur hingga mengakibatkan korban meninggal dunia, pihak kepolisian berencana menghadirkan psikiater untuk memeriksa kejiwaan pelaku setelah tertangkap.
Menurut Siswo, diperlukannya psikiater dalam kasus seperti ini untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan kejiwaan pada diri pelaku.
“Karena bisa saja dia itu memang punya kelainan jiwa, selain tabiatnya keras sama pasangan dia juga melakukan kekerasan kepada balita,” tandasnya.
Sebelumnya, warga Kampung Bintara VI, RT 03/06, Bintarajaya, Bekasi Barat digegerkan dengan meninggalnya balita yang ditemukan oleh ibunya pada Selasa (21/10) dinihari. Dugaan pelaku pembunuhan itu mengarah kepada PRT yang baru bekerja selama dua minggu karena setelah kejadian tersebut PRT tersebut kabur.
sumber : jpnn.com